Greenradio dan Jikalahari Gelar Workshop Penyelamatan Lingkungan untuk Jurnalis Jumat, 16/05/2025 | 06:30
Berkabarnews.com, Pekanbaru -Untuk meningkatkan peran media dalam mengangkat isu-isu lingkungan dan penyelamatan hutan di Provinsi Riau, Greenradio Online berkolaborasi dengan Jikalahari menyelenggarakan workshop satu hari penuh untuk sejumlah Jurnalis, Kamis (15/5/2025) di Pekanbaru.
Menurut Sari Indriati dari Greenradio Online, workshop dengan tema "Penyelamatan Hutan Riau dan Akses Pengelolaan Berbasis Masyarakat” ini bertujuan agar Jurnalis bisa lebih aktif mengekspos isu-isu lingkungan ke publik dengan keberpihakan yang jelas kepada kepentingan masyarakat.
Workshop ini membahas secara mendalam isu-isu kerusakan lingkungan di Provinsi Riau, termasuk penyebab utama banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap melanda wilayah Riau.
Sebagai bentuk apresiasi, kata Sari, seusai workshop Jikalahari dan Greenradio juga menyediakan beasiswa sebesar Rp5.000.000 untuk 4 orang Jurnalis yang akan melakukan investigasi tentang permasalahan lingkungan di Riau.
Workshop ini menghadirkan sejumlah narasumber berpengalaman di bidang lingkungan hidup, seperti Okto Yugo Setyo, Made Ali, Andi Fachrijal, dan Suryadi.
Dalam workshop ini Koordinator Jikalahari, Okto Yugo Setyo, mengungkapkan bahwa praktik tata kelola korporasi kerap menyebabkan kerusakan lingkungan, khususnya hutan, serta sistem ganti rugi yang tidak berpihak kepada kesejahteraan masyarakat lokal.
Sementara Made Ali, Senior Expert di bidang lingkungan menjelaskan, bencana ekologis seperti banjir dan karhutla tidak terjadi tanpa sebab. Akar dari semua permasalahan tersebut adalah kejahatan lingkungan yang dilakukan oleh korporasi-korporasi yang tidak taat terhadap aturan.
"Kerusakan yang terjadi di daerah hulu sungai menjadi indikasi kuat lemahnya pengawasan terhadap aktivitas industri di kawasan konservasi," kata Made.
Made juga menyoroti kebijakan hukum terkait Hutan Tanaman Industri (HTI) dan pembukaan lahan yang lebih menguntungkan korporasi dan mengingatkan, sejumlah kebijakan tersebut berpotensi menyeret pejabat daerah ke ranah hukum menyangkut izin pembukaan lahan.
Narasumber lain, Andi Fachrizal dari Society of Indonesian Environmental Journalists, memberikan panduan tentang cara mengemas berita lingkungan agar lebih menarik dan mudah dipahami pembaca.
“Kami ingin mendorong media untuk aktif menggali dan menyebarluaskan informasi mengenai isu-isu kerusakan lingkungan di Riau,” ujar Okto.
Andi Fachrijal menekankan pentingnya peran jurnalis dalam membongkar kejahatan lingkungan.
“Investigasi lingkungan harus dilakukan secara komprehensif dan persuasif. Media tidak boleh netral, media harus berpihak pada kepentingan masyarakat dan kelestarian alam,” katanya.
Workshop ini diharapkan menjadi ruang belajar sekaligus penguatan kapasitas bagi para jurnalis dan aktivis lingkungan, untuk membangun narasi penyelamatan hutan yang lebih kritis dan berpihak pada keadilan ekologis.**/xie