Edukasi Konflik Agraria, Aktivis Unilak Taja Nobar dan Diskusi Awal Tahun Senin, 01/01/2024 | 10:08
BNEWS - Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat, antara tahun 2015 hingga 2022, terjadi 2701 konflik agraria di berbagai daerah di Indonesia. Termasuk yang baru terjadi di pulau Rempang, Kepulauan Riau.
Data yang dihimpun oleh KPA menunjukkan, dari total konflik tersebut, 1934 orang mengalami kriminalisasi, 814 orang mengalami tindakan kekerasan, 78 orang terluka akibat penembakan, dan 69 orang di antaranya meninggal dunia. Konflik ini melibatkan lahan seluas hampir 6 juta hektar, memengaruhi lebih dari 1,7 juta keluarga.
Melihat kondisi ini tentu penting dilakukan edukasi terhadap masyarakat. Karena itu Universitas Lancang Kuning (Unilak) akan melaksanakan Nonton Bareng atau Nobar pada Selasa (2/1/2024) di perpustakaan Universitas Lancang Kuning di Pekanbaru.
Selain itu, aktivis BEM, aktivis Mapala dan akademisi Unilak juga menggandeng Rektor untuk melaksanakan diskusi awal tahun tentang Konflik Agraria di Riau.
Acara tersebut akan dihadiri oleh Ketua LAM Riau, Tokoh masyarakat FKPMR, Perwakilan Masyarakat Adat Talang Mamak, Perwakilan Masyarakat Adat Sakai, Perwakilan Masyarakat Kelurahan Okura, Perwakilan Masyarakat Desa Koto Garo Kampar, Pengurus BEM se Riau, Mapala se Riau, NGO se Riau Serta Ormas dan OKP se Riau
Acara nobar akan dibuka oleh Rektor Universitas Lancang Kuning dan mengundang Gubernur Provinsi Riau. Narasumber antara lain akademisi sekaligus aktivis Dr M. Rawa El Amady dan penggiat Advokasi Agraria Ir. H. A.Z Fachri Yasin M.Agr.Econ
Diskusi akan dimoderatori oleh Koordinator Presiden BEM se Riau dan diskusi akan mengupas permasalahan pertanahan dan konflik agraria di Riau
Sementara itu film Tanah Moyangku telah diluncurkan beberapa waktu lalu. Film ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang sejarah konflik agraria di Indonesia dan memberikan pandangan kritis tentang konflik dan latar belakang konflik yang terjadi di Indonesia
Sementara itu Rektor Unilak menyambut baik acara nonton bareng dan diskusi publik yang dilaksanakan di kampusnya tersebut dan berharap Universitas Lancang Kuning menjadi kawah candradimuka bagi para intelektual di Riau, NGO dan mahasiswa untuk menenpa diri, terutama cara pandang tentang konflik agraria di Riau yang semakin hari semakin marak.
"Universitas Lancang Kuning juga siap menjadi garda terdepan resolusi penangan konflik agraria di Riau ini. Kami juga punya sumber daya manusia , dosen dan civitas akademika yang lengkap dan mumpuni untuk itu," katanya.**/zie