Hikmah Salah Satu Keutamaan Berkurban, Jadi Saksi Amalan di Akhirat Senin, 04/07/2022 | 11:35
Foto ilustrasi internet
BNEWS - Menjelang Hari Raya Kurban 2022 tentu penting bagi umat islam untuk mengetahui keutamaan dan hikmah di balik perintah berkurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah.
Hari raya kurban atau Idul Adha identik dengan pemotongan hewan kurban yang dilakukan hingga hari tasyrik atau 3 hari setelah Idul Adha berlalu.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hajj ayat 34, yang artinya: "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)."
Qurban (kurban) dalam bahasa arab berasal dari kata Qaraba, Yaqrabu, Qurbaanan yang memiliki arti mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kurban merupakan salah satu ibadah yang menunjukkan bentuk syukur umat muslim kepada Allah.
Lalu apa hikmah dan keutamaan berkurban bagu umat Islam? Berikut diantaranya:
Keutamaan qurban yang pertama adalah menjalankan perintah Allah SWT seperti yang tertulis dalam QS. Al Hajj ayat 34. Perintah Allah yang lain untuk berkurban termuat di Surah Al Kautsar ayat 2.
“Maka shalatlah kamu untuk Tuhanmu dan berkurbanlah!” (Qs. Al Kautsar: 2).
Menurut Ibnu Taimiyyah, ibadah harta benda yang paling mulia pada hari Raya Idul Adha adalah menyembelih kurban. Sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat Idul Adha.
Keutamaan berkurban lainnya sebagai bukti ketakwaan seseorang, seperti firman Allah SWT:
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS:Al Hajj:37).
Rasulullah SAW juga bersabda, seperti diriwayatkan Abu Hurairah: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Kemudian berqurban juga sebagai sarana meneladani kisah Nabi Ibrahim dan Ismail. Nabi Ibrahim pernah mendapat perintah dari Allah untuk mengorbankan anak laki-lakinya yang sangat dicintainya, Ismail.
Sebagai hamba yang patuh pada Tuhan, dengan ikhlas ia mengorbankan anaknya. Allah yang melihat keikhlasan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah lantas mengganti Ismail dengan seekor domba.
Merayakan Idul Adha dengan berkurban juga menjadi sarana meningkatkan empati dan solidaritas untuk sesama umat islam, yang diwujudkan dengan dibagikannya daging kurban secara merata kepada kaum muslim.
Sebuah Hadits dari Ali bin Abi Thalib juga menyatakan hal ini. "Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku untuk mengurusi hewan kurbannya, membagi-bagikan dagingnya, kulit dan pakaiannya kepada orang-orang miskin, dan aku tidak diperbolehkan memberi sesuatu apapun dari hewan kurban (sebagai upah) kepada penyembelihnya.”
Berkurban juga menjadi hal yang membedakan antara orang mukmin dan kafir.
Firman Allah dalam Surah Al An'am ayat 162-163 yang artinya: “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”
Selanjutnya, berkurban adalah ibadah yang amalannya bisa menjadi saksi di hadapan Allah di akhirat.
Hal ini dijelaskan dalam hadits HR. ibnumajah No.3117. "Rasulullah bersabda, "Tidak ada amalan yang dikerjakan anak Adam ketika hari (raya) kurban yang lebih dicintai oleh Allah Azza Wa Jalla dari mengalirkan darah, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan datang dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya & bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah tersebut akan sampai kepada Allah Azza Wa Jalla sebelum jatuh ke tanah, maka perbaguslah jiwa kalian dengannya."***/zie/berbagai sumber