Hikmah Dendam, Penyakit Hati yang Berbahaya Jumat, 20/05/2022 | 08:37
Foto ilustrasi internet
BNEWS - Salah satu penyakit hati yang berbahaya bagi kehidupan seseorang adalah rasa dendam, atau rasa marah dalam diri seseorang yang sangat kuat, disertai dengan keinginan untuk membalas atau menyakiti orang lain.
Memang suatu hal yang sangat manusiawi, ketika seseorang diperlakukan tidak baik atau disakiti oleh orang lain kemudian timbul perasaan tidak nyaman dan terkadang membuat bekas luka di dalam hati. Lebih-lebih jika perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang amat dipercaya.
Namun jika hal tersebut menimbulkan rasa dendam dan ingin membalas untuk menyakitinya, maka itu merupakan sifat yang berbahaya, yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan baru dan dosa yang tak kunjung berhenti.
Tetapi sesungguhnya ada banyak kerugian bagi orang pendendam, antara lain, dibenci oleh Allah, sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim: “Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang menaruh dendam kesumat (bertengkar)”. (HR Muslim).
Pendendam dibenci Allah karena selalu menyimpan keburukan dalam hatinya, seorang yang memiliki dendam selalu berupaya agar orang yang pernah berbuat salah kepadanya mendapatkan balasan yang setimpal atau jauh lebih berat.
Hal ini menunjukkan bahwa orang tersebut tidak atau kurang beriman pada hari akhir yag telah dijelasan oleh Allah akan mendapat keadilan bagi semua hamba Nya, barang siapa yang disakiti dan tidak membalas, maka Allah yang akan membalasnya di akherat.
Dendam akan memutus silaturahmi, dan menumbuhkan permusuhan. Jika seseorang menaruh dendam kepada orang lain, maka secara otomatis hubungan persaudaraan dan kasih sayang akan terputus.
Sementara orang memutus silaturrahmi diancam tidak akan masuk surga sebagaimana sabda Nabi SAW dari Jubair bin Muth’im ra: ‘Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi’. (Muttafaq ‘Alaihi).
Dendam membuat hubungan menjadi renggang dan silaturahmi terputus. Orang yang menaruh dendam kepada seseorang, maka dia akan selalu berusaha untuk menghindar bertemu dengannya. Dendam membuat keburukan yang tiada henti satu sama lain.
Jika ada dua orang terlibat pertengkaran dan kemudaian mereka saling menyimpan dendam, maka akan terjadi permusuhan, dan pertengkaran akan terus terjadi. Akibatnya keduanya sama-sama berdosa akibat dendam yang terus mereka lakukan, karena mereka selalu meniatkan keburukan bagi yang lain.
Oleh karena itu Allah telah memberikan jalan terbaik untuk menyelesaikan permusuhan itu melalui firman-Nya dalam QS. Fushshilat ayat 34 :
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (QS Fushshilat : 34).
Janji Allah sebagimana ayat tadi bahwa suatau kejahatan apabila dibalas dengan kebaikan maka akan selesai, bahkan orang yang tadinya saling bermusuhan, akan berubah seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Jikalaupun mendapatkan kejahatan yang berulang, Allah yang akan menunjukkan kebenaranya dan orang yang memaafkan akan mendapat pahala kebaikan.
Namun sebaliknya, jika kejahatan dibalas dengan kejahatan, perbuatan tersebut tidak akan berhenti, akan terus timbul permusuhan dan terus menerus mengalirkan dosa diantara keduanya. Perbuatan tersebut akan menyebabkan kedua orang tersebut jauh dari kedamaian.
Kkerugian bagi orang yang dendam ialah akan mudah timbul iri dengki, dan akhirnya kebaikan-kebaikan yang telah dia amalkan akan hangus terbakar. Ketika di dalam hati sesorang terdapat rasa dendam, maka akan sulit untuk melihat kebahagiaan orang lain.
Ketika orang yang pernah berbuat salah kepadanya mendapatkan rezeki atau anugrah dari Allah, orang yang memiliki rasa dendam akan merasa iri dan dengki dengan rezeki tersebut dan berusaha mengambil atau menghilangkan kebahagiaan orang lain dengan cara apapun. Yang dia inginkan hanyalah keburukan bagi orang lain.
Jika sifat dengki tersebut menempel pada seseorang, maka dapat mengakibatkan sirnanya pahala kebaikan-kebaikan yang pernah ia amalkan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Jauhilah hasad (dengki), kerana hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah).**/zie/disarikan dari republika.co.id