Para Ahli Ingatkan, Suhu Panas Terik Bisa Munculkan Virus Baru Rabu, 11/05/2022 | 09:03
Cuaca panas
BNEWS - Bulan-bulan terakhir ini beberapa wilayah di Indonesia mengalami suhu panas terik. Bahkan suhu maksimal menembus 36,1 derajat celcius, sesuai data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Ternyata suhu panas terik ini bukan hanya menyebabkan gerah, ternyata juga berpotensi menimbulkan banyak lompatan virus dari hewan ke manusia. Penyakit zoonosis dianggap akan lebih banyak muncul.
Menurut Ahli Kesehatan Lingkungan Dicky Budiman, hal tersebut tidak terjadi secara langsung dan banyak faktor yang memengaruhinya. Satu contoh adalah suhu panas yang berlangsung lama akan membuat hewan punah dan ini menyebabkan lompatan virus hewan ke manusia.
"Karena udara terus memanas, hewan berisiko punah. Virus yang ada di hewan tersebut tidak langsung punah. Virus malah mencari 'host' atau 'rumah baru' tempat mereka hidup dan itu bisa saja ke manusia," kata Dicky, dilansir Inews.id, Rabu (11/5/2022).
Dicky juga menjelaskan, perubahan iklim akibat pemanasan global yang sekarang sedang dirasakan masyarakat dunia juga berdampak pada pergeseran karakter penyakit. Jika dulu penyakit demam berdarah atau malaria ditemukan di dataran rendah, kini penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk tersebut bisa ditemukan di dataran tinggi.
"Itu terjadi karena suhu di dataran tinggi sudah tidak sedingin dulu. Akibat pemanasan global suhu dataran tinggi sekarang lebih hangat dan ini memungkinkan nyamuk pembawa penyakit bisa hidup di sana. Padahal dulu nyamuk enggak bisa hidup di dataran tinggi," kata Dicky.
Dicky mengambil contoh negara Nepal. Dulu, di negara itu jarang sekali ditemukan nyamuk, beda dengan negara-negara pesisir pantai yang banyak nyamuk. Tapi sekarang, penyakit demam berdarah atau malaria sudah ada di Nepal.
“Ini contoh nyata bahwa pemanasan global berdampak juga pada keselamatan kesehatan manusia," ujarnya.**/ara