BNEWS - Mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak dini, BNPB mendorong Provinsi Riau merencanakan simulasi pengendalian karhutla, karena saat ini mulai memasuki musim kemarau.
Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), iklim wilayah Indonesia dipengaruhi La Nina lemah-Netral yang menyebabkan musim kemarau agak basah.
Menurut Koordinator Data dan Informasi BMKG Wilayah Riau, Marzuki, kewaspadaan tinggi karhutla masuk awal musim kemarau periode II diprakirakan pada bulan Mei hingga September, dengan puncak kemarau diprakirakan pada Juni hingga Juli.
“Mei merupakan masa peralihan di sebagian wilayah masih berpotensi hujan, atau peralihan dari musim hujan ke kemarau,” katanya, saat mengikuti perancangan simulasi pengendalian karhutla Kamis (17/3/2022).
Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana BNPB, Berton S.P. Panjaitan menyampaikan, salah satu upaya kesiapsiagaan menghadapi karhutla melalui pelaksanaan latihan atau gladi. Gladi karhutla ini diawali melalui simulasi dengan geladi ruang atau table top exercise (TTX).
Berton menambahkan, diharapkan melalui TTX dan CPX ini pemahaman, pengetahuan serta kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat terhadap potensi bencana karhutla meningkat.
Selain itu, kata Berton, situasi karhutla dapat diperburuk oleh puncak musim kemarau dan kondisi karakteristik gambut di wilayah Riau. Menyikapi potensi karhutla di tengah pandemi Covid-19 perlu dibangun langkah dan upaya penanganan serius sehingga dampak bencana asap dapat dikurangi atau diminimalkan.
Pada proses perencanaan TTX yang akan digelar pada Mei 2022, akan mengundang para pelaku pengendalian karhtula Riau antara lain BPBD, TNI, BMKG, Manggala Agni, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Universitas Riau dan lembaga usaha.
BNPB berharap perencanaan latihan nantinya dapat dilakukan secara mandiri oleh para pelaku di wilayah Riau.**/yas