Bupati Kampar: Dibutuhkan Peran PKK dalam Pencanangan Penurunan Stunting di Kampar Rabu, 14/07/2021 | 20:21
BNEWS - Kabupaten Kampar termasuk dalam 260 kabupaten/kota di Indonesia sebagai lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2021, sesuai Kemenbapenas nomor KEP 42/.PPN/HK/04/2020.
"Dengan demikian, peran Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kampar dalam hal ini dipandang perlu, untuk pencanangan agar penurunan stunting yang dilakukan bisa terlaksana lebik baik," kata Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, saat membuka pencanangan gerakan TP-PKK bebas Stunting.
Kegiatan ini bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Kampar dan dilaksanakan di Taman Kreasi Desa Senama Nenek Kecamatan Tapung Hulu, Rabu (14/7/2021).
Lebih lanjut, sesuai dengan tema pencanangan stunting kerjasama TP-PKK Kabupaten Kampar, "Gerakan Bebas stunting oleh TP-PKK Kampar ", bahwa atas intruksi Presiden Jokowi setiap kabupaten/kota harus komit dalam pencegahan stunting ini.
Sampai saat ini, kata Bupati, Kabupaten Kampar sendiri telah tiga tahun melakukan program pencegahan stunting, dimulai tahun 2019 yang lalu. Selama tiga tahun Kampar telah melakukan intervensi penurunan stunting baik secara interverensi gizi maupun secara intervensi gizi spesifik.
"Dalam menjalankan program diatas, yang perku dilaksanakan adalah memfokuskan terhadap 1000 hari pertama kehidupan, ibu hamil, bayi usia 0-2 tahun dengan rutin melaksanakan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)," kata Bupati.
Namun demikian, kata Bupati, ini tidak hanya tugas dan tanggung jawab Dinas terkait dan TP-PKK, tetapi ini tugas semua pihak yang ada di kabupaten Kampar.
"Untuk itu kepada para Camat dan Kades agar memastikan seluruh masyarakat mendatory dalam mencegah stunting betul-betul terprogram dan teranggarkan dalam Dana Desa atau Alokasi Dana Desa," katanya.
Sementara itu Ketua TT-PKK Kabupaten Kampar, Muslimawati Catur dalam laporannya menyampaikan, bahwa dalam pencanangan pencegahan stunting sendiri yang dimulai pada tahun 2019 dengan lokus terhadap 10 desa, 7 kecamatan dan 7 desa bebas stunting tahun 2020.
Sementara tahun 2020 lokus stunting sebanyak 16 desa dan hasil bebas stunting tahun 2021 sebanyak 10 desa. Sedangkan untuk tahun 2021 lokus sebanyak 19 desa di 10 Kecamatan serta 13 wilayah kerja Puskesmas.
Untuk desa Senama Nenek sendiri dengan jumlah balita sebanyak 266 orang dan jumlah stunting sebanyak 87 orang atau dengan persentase sebanyak 33,93%.
"Perlu diketahui juga, untuk tahun 2022 hal ini lokus direncanakan sebanyak 18 desa. Lokus ini berdasarkan hasil ePPGM (elektronik Pencatatan Pelapiran Gizi Berbasis masyarakat) tahun 2020," katanya.***/dai