Gubri Dorong Kebijakan Replanting Kelapa di Riau untuk Kembangkan Hilirisasi Senin, 26/05/2025 | 13:28
Berkabarnews.com, Riau - Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid menjelaskan, ekonomi di Provinsi Riau ditopang oleh 3 komunitas. Pertama sektor migas. Kedua perkebunan dan ketiga pulp & paper.
Salah satu yang menjadi perhatian Gubri adalah sektor perkebunan kelapa yang membutuhkan percepatan hilirisasi. Di mana komoditas kelapa belum maksimal dipergunakan untuk mendorong ekonomi masyarakat Riau.
"Hilirisasi kelapa masih setengah, belum maksimal belum semua dimanfaatkan. Baru santan, jadi belum terintergrasi dengan maksimal pemanfaatannya," kata Gubri di Ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau, Senin (26/5/2025).
Karena itu kata Gubri, penting memperbaiki semua faktor untuk mendukung percepatan hilirirasi tersebut. Persoalan mendasar yang terjadi di lapangan adalah lahan pohon kelapa yang masih berada di kawasan hutan, serta umur tanam pohonnya yang berada di atas 40 tahun sudah membutuhkan replanting atau penanaman kembali.
"Umur tanam kelapa di Riau ini sudah di atas 40 tahun, harus ada kebijakan replanting. Bagaimana bibitnya, pendanaan, lalu saat menunggu sela panen harus apa, harus bisa dipikirkan," kata Gubri saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Satgas tentang perencanaan dan percepatan hilirisasi kelapa di Provinsi Riau.
Gubri sampaikan, daerah penghasil kelapa di Riau terbagi menjadi tiga, yakni Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Indragiri Hilir. Dengan sektor perkebunan yang menyentuh hampir 60 persen adalah perkebunan kelapa di sana, maka saat kelapa semakin mahal petani akan lebih bahagia dan sejahtera.
Namun, siklus panen kelapa yang lama menjadi kekhawatiran Gubri. Saat replanting dilaksanakan, akan butuh waktu 3 hingga 4 tahun sampai pohon berbuah, dan 2 hingga 3 bulan untuk panen.
"Kalau mau replanting harus ada penggantinya untuk ditanam kembali, kita sediakan bibit. Bibitnya harus yang tahan air asin, kita bersama perguruan tinggi bagaimana membuat ini supaya betul bibit kita unggul dan tahan air asin karena di Kabupaten Inhil kelapanya bisa terintrusi air laut," terangnya.
Gubri menyarankan untuk memanfaatkan koperasi sebagai tempat meminjam dana saat menunggu hasil panen kelapa. Hal itu ia rasa lebih baik daripada bertransaksi dengan tengkulak yang biasanya membeli dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar.**/ian