Menteri LH Instruksikan Gubri Lakukan Mitigasi dan Konsolidasi Penanganan Karhutla Sabtu, 10/05/2025 | 17:01
Menteri LH dan Gubri saat Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla
Berkabarnews.com, Pekanbaru - Hadiri Rapat Koordinasi dan Dialog Pengendalian Karhutla di Pekanbaru, Sabtu (10/5/2025), Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menginstruksikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau segera melakukan langkah-langkah mitigasi dan konsolidasi dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Menteri LH mengatakan pentingnya konsolidasi yang masif dan terstruktur antar pemangku kepentingan dan menyebut bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam penanganan karhutla, baik Pemerintah Daerah, perusahaan perkebunan, asosiasi seperti Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), maupun aparat harus berada dalam satu komando yang terpadu.
“Saya ingin meminta bantuan Pak Gubernur untuk mengkonsolidasikan kita semua dalam rangka penanganan karhutla, juga dengan teman-teman dari GAPKI. Saya ingin kita searah dan satu komando dalam penanganan karhutla ini, karena kejadian karhutla itu tidak merata," katanya.
Menteri juga menekankan agar Gubernur Riau mengambil peran sentral dalam koordinasi tersebut, khususnya dengan menggandeng seluruh pengusaha kelapa sawit di Provinsi Riau untuk turut bertanggung jawab dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Harus dilakukan secara kontingen, mengantisipasi potensi kebakaran sebelum terjadi. Saya harap Pak Gubernur dapat mengambil langkah-langkah mitigasi secara kontingen, dengan mengkoordinir seluruh pengusaha kelapa sawit yang ada di Riau,” ujar Hanif.
Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, luas areal perkebunan kelapa sawit di Riau pada tahun 2023 mencapai 2.537.257 hektare. Angka ini mencerminkan peran signifikan Riau sebagai salah satu sentra utama produksi kelapa sawit di Indonesia.
Dengan luas lahan tersebut, Riau berkontribusi besar terhadap produksi minyak kelapa sawit nasional. Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau sendiri dikelola oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan besar, petani plasma, dan petani swadaya.
Tetapi luasnya areal perkebunan kelapa sawit juga membawa tantangan tersendiri, terutama terkait dengan isu lingkungan seperti karhutla, terlebih saat memasuki musim kemarau. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan konsolidasi penanganan karhutla menjadi sangat penting untuk menjaga kondisi alam serta keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit di Riau.
“Riau ini sangat krusial dan penting, karena Provinsi Riau ini jadi satu-satunya Provinsi yang sangat tricky terkait dengan status lahannya. Maka perlu kecermatan dan kecerdasan Bapak Gubernur untuk menyikapi hal ini,” kata Menteri LH.**/ian RI.