Ditemukan Dua Kasus PMK di Kampar, Peternak Diminta Waspada Jumat, 10/01/2025 | 13:43
Foto ilustrasi
BNEWS - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau menerima dua laporan kasus hewan ternak yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Kampar, yakni di Desa Kembang Indah, Kecamatan Tambang.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas PKH Riau, drh Faralinda Sari, Jumat (10/1/2025), awal tahun ini pihaknya sudah menerima dua laporan kasus PMK dari Kabupaten Kampar.
"Laporan ini menjadi pengingat bagi peternak untuk lebih peduli terhadap kesehatan ternaknya. Dengan langkah pencegahan yang tepat, penyebaran penyakit seperti PMK dapat diminimalkan demi keberlangsungan peternakan di Riau," kata Fara.
Fara juga menjelaskan, sapi-sapi yang terjangkit PMK ini merupakan ternak milik peternak lokal yang dilepasliarkan di area perkebunan sawit. Sapi-sapi tersebut tidak dikandangkan, sehingga lebih rentan terpapar virus dari lingkungan sekitar.
"Sapi-sapi itu dilepasliarkan di tengah kebun sawit. Namun, kami sudah melakukan pengobatan melalui dokter hewan dari Puskesmas setempat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut," ungkapnya.
Meski demikian, Dinas PKH tetap mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi peternak yang memiliki ternak lain di wilayah tersebut.
Menurut Fara, ternak yang telah sembuh dari gejala PMK masih berpotensi menularkan virus ke hewan lain di sekitarnya.
"Oleh karena itu, kami mengimbau para peternak untuk segera melakukan vaksinasi terhadap ternak mereka. Vaksinasi ini penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan ternak, sehingga mereka tidak mudah terpapar virus," jelasnya.
Penyakit Mulut dan Kuku merupakan penyakit menular pada hewan ternak seperti sapi, kambing, dan kerbau. Penyakit ini bisa menyebar dengan cepat, terutama melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.
"Kami berharap masyarakat dapat bekerja sama untuk menjaga kesehatan ternak mereka, karena hal ini juga berdampak pada stabilitas ekonomi dan keamanan pangan di wilayah Riau," ujar Fara.**/ian