Empat Ekor Siamang Direlokasi BBKSDA Riau ke Pusat Rehabilitasi di Sumatera Selatan Kamis, 31/10/2024 | 17:53
Relokasi Siamang
BNEWS - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau merelokasi empat ekor siamang (Symphalangus syndactylus) dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Riau menuju Pusat Rehabilitasi Siamang Punti Kayu, Sumatera Selatan (Sumsel).
Relokasi ini berlangsung selama dua hari, 27-28 Oktober 2024, melalui perjalanan darat sejauh 27 jam. Hal ini dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi siamang tersebut yang selama ini berada dalam perawatan intensif di PPS.
Relokasi ini didukung Yayasan Arsari Djojohadikusumo, bekerja sama dengan Pusat Konservasi Riau (PKR) Arsari, yang turut mengawal proses rehabilitasi siamang-siamang itu hingga siap kembali ke habitat alaminya.
Dalam perjalanan menuju Sumatera Selatan, siamang-siamang tersebut dikawal tim profesional dari BBKSDA Riau, dokter hewan, serta polisi hutan.
Keempat siamang tersebut terdiri dari dua individu dewasa jantan bernama Micky dan Mungi, masing-masing berusia 28 tahun, serta dua individu betina remaja bernama Baby (12 tahun) dan Junior (13 tahun).
Siamang ini telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat serta bebas dari penyakit menular sebelum keberangkatan.
Menurut Kepala BBKSDA Riau, Genman Suhefti Hasibuan, relokasi dilakukan sesuai prosedur operasional standar yang ketat untuk memastikan keamanan dan kenyamanan satwa selama perjalanan.
“Sebelum relokasi, seluruh primata telah menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk tes penyakit menular seperti herpes, pneumonia, dan hepatitis, untuk memastikan mereka dalam kondisi sehat,” ungkapnya, Kamis (31/10/2024).
Site Manager PKR Arsari, Ponco Prabowo, mengatakan keempat siamang tersebut awalnya merupakan serahan dari masyarakat.
Setelah menjalani perawatan di PPS, siamang ini menunjukkan penurunan sifat alami yang penting untuk kelangsungan hidup di alam liar. Oleh karena itu, rehabilitasi di Punti Kayu bertujuan untuk mengembalikan insting liar mereka.
Genman berharap, setelah menjalani rehabilitasi, siamang-siamang ini dapat segera menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya di alam liar dan berkontribusi pada pelestarian ekosistem hutan.**/zie/mcr