INDIA - Banjir bandang melanda wilayah Himalaya, Uttarakhand, India, Minggu (7/2/2021) kemaren dan hingga hari ini, Senin (8/2/2021) sebanyak 140 orang masih belum ditemukan. Sedikitnya sembilan orang ditemukan tewas.
Seperti dilaporkan AP, sungai Alaknanda dan Dhauliganga meluap akibat bongkahan besar gletser Himalaya runtuh. Bencana ini menurut para ahli dampaknya mengarah pada pemanasan global.
Kru penyelamat India berjuang untuk mencapai korban yang terperangkap pada Minggu (7/2/2021). Bongkahan gletser yang runtuh melepaskan semburan air dan puing-puing yang menghantam dua pembangkit listrik tenaga air.
“Lebih dari 2.000 anggota militer, kelompok paramiliter dan polisi mengambil bagian dalam operasi pencarian dan penyelamatan, termasuk tentara ahli dalam pendakian gunung, bekerja hingga larut malam di bawah lampu halogen yang terang,” kata pihak berwenang.
Banjir itu terjadi ketika sebagian dari gletser Nanda Devi runtuh di pagi hari, melepaskan air yang terperangkap di belakangnya. Bongkahan gletser mengalir deras menuruni gunung dan ke saluran air lainnya, memaksa banyak desa dievakuasi di sepanjang tepi sungai Alaknanda dan Dhauliganga.
Sebuah pembangkit listrik tenaga air di Alaknanda hancur, dan sebuah pabrik yang sedang dibangun di Dhauliganga rusak, kata Vivek Pandey, juru bicara paramiliter Polisi Perbatasan Indo Tibet.
Pandey mengatakan setidaknya 42 pekerja terjebak di dua terowongan di proyek Dhauliganga. Sejumlah 12 orang diselamatkan dari salah satu terowongan, sementara setidaknya 30 orang lainnya tetap terdampar di dalam terowongan lainnya.
“Para penyelamat menggunakan tali dan sekop untuk mencapai mulut terowongan. Mereka menggali puing-puing dan memasuki terowongan. Mereka belum bisa berhubungan dengan orang-orang yang terlantar,” kata Ketua Menteri Trivendra Singh Rawat, pejabat tinggi terpilih Uttarakhand.***