Tahun Ini 95.342 Calon Mahasiswa Ikuti Seleksi Elektronik Masuk PTKIN Jumat, 28/05/2021 | 12:40
BNEWS - Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) yang telah berlangsung dari 24 sampai 27 Mei 2021, diikuti sebanyak 95.342 calon mahasiswa. Ujian dilakukan dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE).
Menurut Ketua Panitia, Mahmud, ada 115.315 pendaftar UM PTKIN tahun 2021. Dari jumlah itu, yang melakukan proses pembayaran sebanyak 101.738 orang. Sedangkan yang melakukan finalisasi serta berhak mengikuti ujian sebanyak 100.038 calon mahasiswa.
"Jumlah yang sudah menyelesaikan SSE secara nasional sebanyak 95.342 atau 95,3% dari 100.038 peserta yang berhak mengikuti ujian. Mereka yang tidak ikut, dimungkinkan karena sudah lulus melalui jalur lain,” ujar Mahmud di Bandung, Kamis (27/5/2021).
Mahmud menjelaskan, dengan SSE, peserta mengikuti UM-PTKIN secara daring dari rumah masing-masing. Mereka menggunakan perangkat smartphone/tab/notebook/laptop/Personal Computer yang memiliki kamera dan speaker aktif.
Ujian Masuk PTKIN 2021 dilaksanakan oleh 58 PTKIN dan 1 Fakultas Agama pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN), yakni: Universias Singaperbangsa Kerawang). Peserta terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: IPA (8.264 peserta) dan IPS (91.774 peserta).
Selain penggunaan SSE, hal baru lainnya dalam UM-PTKIN tahun ini adalah adanya mata uji baru berupa Baca Tulis Al-quran (BTQ). Selama ini, mata uji yang diujikan hanyalah Uji Keislaman, Tes Potensi Akademik (TPA), Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Matematika dan IPA terpadu (khusus kelompok IPA), serta IPS terpadu (khusus kelompok IPS).
“Dengan adanya mata uji baru berupa Baca Tulis Al-quran atau BTQ, diharapkan mahasiswa yang masuk ke PTKIN sudah selesai dengan bacaan Al-qurannya,” ujarnya.
"Selain itu terdapat materi wawasan kebangsaan dan moderasi beragama," sambungnya.
Apresiasi Sukses penyelenggaraan UM PTKIN 2021 dengan SSE ini mendapat apresiasi dari Sekjen Kemenag Nizar. Dia menilai sistem IT yang digunakan sudah bagus, terbukti dengan pelaksanaan UM-PTKIN berjalan lancar, sukses, dan tidak ada lagi perjokian.
"Ini membuktikan sistemnya terstruktur, terencana dan saya sangat mengapresiasi kepada panitia, pengawas yang sudah melaksanakan ujian dengan baik, lancar," tegasnya.
Meski demikian, Nizar berharap sistem ini bisa terus dikembangkan agar benar-benar bisa menjaring siswa yang memiliki kecakapan baca tulis Al-Quran (BTQ), wawasan kebangsaan, dan bisa menjadi agen moderasi beragama.**/ara