Pengamat: Salah Faktor Covid-19 Tinggi di Riau karena Letak Wilayah Strategis Rabu, 12/05/2021 | 19:12
BNEWS - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Hermawan Saputra mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di Riau bisa terjadi karena beberapa faktor pendorong penularan virus, salah satunya karena Riau Jalur lalu lintas lokal dan internasional.
"Riau termasuk wilayah jalur lalu lintas pergerakan manusia baik secara lokal di Pulau Sumatera dan internasional, dari Singapura dan Malaysia. Kemudian, Riau berada di Pulau Sumatera yang merupakan salah satu pulau dengan populasi yang tergolong besar," kata Hermawan.
Selain itu kata Hermawan, juga karena jumlah pemeriksaan covid-19 di Riau sudah meningkat dalam beberapa waktu terakhir, sehingga kasus yang terdeteksi lebih banyak.
"Jadi dengan situasi yang paling pokok penyebab kasus covid-19 di Riau tinggi itu tadi, testing dan letak strategis wilayah dengan keterbukaan akses," tambah Hermawan.
Hermawan juga mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 di daerah, khususnya di luar Pulau Jawa, tidak mengagetkan jika berkaca pada penyebaran kasus selama pandemi menerjang Indonesia.
Hanya saja, kata dia, peningkatan di daerah-daerah baru akan terlihat jika terdeteksi lewat penelusuran, sementara saat ini pemeriksaan Covid-19 belum merata di seluruh daerah.
Sementara itu mengutip data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Riau dalam beberapa hari ini memang mencatat tercatat lonjakan kasus Covid-19.
Pada Selasa (11/5/2021) kemarin, Riau menjadi provinsi dengan pertambahan kasus harian terbanyak kedua dengan 587 kasus. Sehari sebelumnya, Riau melaporkan 551 kasus (terbanyak keempat), dan Minggu 454 kasus (terbanyak ketiga).
Mengutip situs Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Riau, kasus konfirmasi positif di Riau mulai beranjak naik pada pertengahan April 2021, di kisaran 400 sampai 600 kasus per hari.
Peningkatan kasus ini memang sejalan dengan bertambahnya kapasitas testing. Per-tanggal 30 April 2021, Dinas Kesehatan Provinsi Riau melaporkan 1.478 orang dan 1.695 sampel diperiksa dalam kurun waktu 24 jam, meningkat jauh jika dibandingkan 18 Januari 2021, yaitu hanya 281 orang dan 325 sampel yang diperiksa dalam sehari.***/zi