BNEWS - Puncak Festival Bakar Tongkang digelar di Kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, Sabtu (22/6/2024), memukau puluhan ribu wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara, yang sengaja datang ke Rohil untuk melihat acara ini.

Beragam pertunjukan disajikan dalam event ini, mulai dari Festival Ekonomi Kreatif dan Bazar UMKM yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Riau, serta arak-arakan dan atraksi Tatung di Jalan Klenteng hingga Jalan Perniagaan Kota Bagansiapiapi.

Tatung adalah satu di antara atraksi yang menarik perhatian pada acara Bakar Tongkang. Istilah Tatung ini dipergunakan sebagai simbol pada orang yang kebal yang tubuhnya dirasuki Dewa-Dewi atau roh leluhur sesuai kepercayaan.

Warga Tionghoa di Bagansiapiapi mempercayai saat Tatung mulai beraksi, tubuh mereka akan ‘dipinjam’ oleh dewa untuk dijadikan sebagai alat komunikasi atau perantara dengan masyarakat di sekitarnya.

Mereka yang sudah dimasuki tatung atau roh nenek moyang akan kebal, ditusuk juga tak apa-apa. Tatung hadir ketika proses arak-arakan. Biasanya, Tatung didampingi peserta arak-arakan yang datang dari sejumlah klenteng.

Mulai dari Jalan Klenteng In Hock Kiong hingga Jalan Perniagaan, terlihat beberapa Tatung dan peserta arak-arakan mengenakan baju seragam khusus, coraknya didominasi berwarna merah, kuning dan hitam. Ketika Tatung beraksi, tatapan matanya kosong. Mulutnya komat-kamit membacakan mantra. Jiwanya seperti dirasuki roh.

Peserta arak-arakan yang mendampingi Tatung berbaris membawa aksesoris pawai, yakni puluhan bendera, barongsai, dan alat musik pukul.

Mereka berteriak-teriak melontarkan kalimat berbahasa Tionghoa. Sembari berjalan menuju lokasi pembakaran replika tongkang.

Tradisi Bakar Tongkang di Bagansiapiapi adalah tradisi masyarakat Tionghoa. Namun, seluruh masyarakat kini ikut merayakan sebagai tradisi budaya di Riau, yang banyak menarik wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Kebudayaan daerah lain seperti kuda lumping, reog, semua juga berbaur meramaikan tradisi Bakar Tongkang.**/ian