LUBUK SIKAPING - Haji Muhammad Uldi, Wali Nagari Lubuak Layang, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, menyatakan bahwa nagari yang dipimpinnya memiliki objek wisata yang layak dan pasar nagari yang representatif.

Dengan bekal tersebut kata Uldi, visi misinya mewujudkan masyarakat Nagari Lubuak Layang yang sejahtera, agamis, dan berbudaya bisa terwujud.

Yang kemudian menjadi persoalan, menurut Uldi, dana desa yang diterima setiap tahun oleh nagari itu tidak mampu untuk memback-up kegiatan di bidang pariwisata dan pembangunan pasar nagari.

"Makanya kita sudah menyiapkan proposal dan video tentang itu, yang kelak akan disampaikan ke pemerintahan yang lebih tinggi untuk bida dibantu," kata Uldi.

Menurut Uldi, Nagari Lubuak Layang merupakan pintu gerbang keluar-masuk masyarakat dari dua provinsi bertetangga, yaitu Sumatera Barat dan Riau.

"Ini merupakan sebuah keunggulan komparatif yang tak dimiliki oleh nagari-nagari lainnya. Tapi lantaran berbagai keterbatasan, keunggulan komparatif itu belum mampu mendatangkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat kami," kata Uldi.

Dijelaskan Uldi, nagari yang dipimpinnya memiliki dua unit jembatan yang melintasi Sungai Siberail. Satu jembatan melintasi gabungan Sungai Sibenail dengan Sungai Asik. Jembatan ini merupakan jalan lintas Sumbar-Riau.

"Jembatan itu sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata," ungkapnya.

Tiap tahun, terutama menjelang bulan Ramadhan, jembatan itu ramai dikunjungi masyarakat untuk berbagai kegiatan, terutama "balimau" menjelang masuknya bulan Ramadhan.

Tapi, ditambahkan Uldi, kondisi fisik jembatan sangat memerlukan perbaikan, sehingga dinilai cukup layak untuk mendukung kegiatan kepariwisataan.

"Dana (untuk perbaikan jembatan) itu kita yang tak punya, maka kita usulkan ke pemerintahan yang lebih tinggi untuk dilakukan perbaikan," ia menambahkan.

Selain kondisi fisik jembatan, hal lain yang juga mendesak dilakukan adalah normalisasi Sungai Siberail dan pengedaman. Sebab, menurut Uldi, bila datang musim penghujan, air sungai meluap. Selain merusak areal persawahan dan perkebunan milik penduduk, banjir juga tidak jarang merusak sejumlah rumah warga yang berlokasi tidak jauh dari sungai.

Persoalan lain yan mendesak di nagari itu, menurut Uldi, adalah pembangunan pasar nagari. Dijelaskan, dari 37 nagari yang ada di Kabupaten Pasaman, hanya Nagari Lubuak Layang satu-satunya yang tidak memiliki pasar nagari.

"Padahal aktivitas ekonomi masyarakat sangat tinggi, yang menuntut keberadaan pasar nagari yang layak," ia menambahkan.

Bila kelak usulannya disetujui, menurut Uldi, ia berencana akan membangun pasar nagari yang berlokasi tidak jauh dari jembatan satu-satunya yang ada di nagari itu.

"Sehingga tercipta kolaborasi yang baik antara kegiatan di objek wisata dengan pasar rakyat," paparnya.

Sejalan dengan itu, imbuh Uldi, pihaknya juga berencana mengembangkan kegiatan di sub-sektor perikanan. Sejauh ini Lubuak Layang merupakan salah satu sentra produksi ikan darat di Pasaman. Tapi dikatakan, kegiatan itu nyaris jalan di tempat karena belum mendapat pembinaan yang semestinya dari dinas dan intansi terkait.

"Kita juga sudah sejak lama mengusulkan hal itu, tapi sejauh ini belum direspon," jelasnya.

Berbekal objek wisata yang layak dan keberadaan pasar nagari, yang kemudian ditunjang pengembangan di sub-sektor perikanan kalau kelak sudah mendapat sentuhan, kesejahteraan yang menjadi idaman semua masyarakat Lubuak Layang akan terwujud.

"Masyarakat tak perlu lagi menjadi kuli di areal pertanian masyarakat, yang upahnya tidak seberapa," bebernya.

Semisal ada di antara masyarakat yang memiliki keterampilan d bidang kuliner, menurut Uldi, akan bisa mengembangkan keterampilan itu dengan membuka usaha kuliner di objek wisata dan pasar nagari yang ada.

"Insya Alllah, hasilnya dipastikan akan jauh lebih baik dibandingkan dengan menjadi kuli kasar di lahan-lahan pertanian milik masyarakat yang tergolong mampu," tandasnya.**/sy