Tertinggi di Kota Pekanbaru, Angka HIV AIDS di Riau Mengkhawatirkan
Kamis, 18-05-2023 - 11:38:53 WIB
Foto ilustrasi
TERKAIT:
   
 

BNEWS - Data terbaru jumlah kasus orang dengan HIV Aids (ODHA) di Provinsi Riau telah mencapai angka yang mengkhawatirkan, dengan total 3.809 kasus hingga saat ini.

Meskipun upaya pencegahan dan penanggulangan HIV Aids telah dilakukan, eliminasi sepenuhnya masih belum tercapai di Provinsi Riau.

Jumlah kasus yang tinggi menyoroti perlunya perhatian serius dan langkah-langkah yang lebih efektif untuk mengatasi masalah ini.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, berdasarkan data kabupaten/kota, jumlah kasus AIDS hingga Maret paling tinggi tercatat di Kota Pekanbaru. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Pekanbaru memiliki tantangan yang signifikan dalam mengatasi masalah HIV Aids.

"Kota Pekanbaru jumlahnya 2.471 kasus," kata Zainal saat pertemuan lintas sektor dalam upaya penanggulangan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM), Rabu (17/5/2023).

Selain Kota Pekanbaru lanjutnya, Kabupaten Indragiri Hilir jumlah kasus AIDS juga tinggi yakni, 270 kasus. Kemudian disusul Kota Dumai 240 kasus.

Sedangkan daerah yang jumlah kasus Aids-nya sedikit yakni Kabupaten Indragiri Hulu. Jumlahnya hanya 22 kasus.

Sementara untuk penderita Aids populasi umum berdasarkan pekerjaan masih didominasi Karyawan. Hingga Maret 2023 jumlahnya mencapai 1.238 orang.

Kemudian, disusul profesi wiraswasta atau usaha sendiri sebanyak 749 kasus. Lalu, Ibu Rumah Tangga (IRT) yang mencapai 521 kasus.

Konteks baru yang diberikan menunjukkan tren yang menarik dalam penyebaran HIV/Aids di Provinsi Riau. Dalam data populasi umum, terlihat bahwa pekerjaan sebagai petani, peternak, dan nelayan memiliki jumlah kasus Aids yang lebih tinggi daripada penjaja seks.

"Jumlah kasus infeksi Aids di kalangan petani mencapai 172 orang, sedangkan penjaja seks tercatat sebanyak 88 kasus," katanya.

Data juga menunjukkan bahwa jumlah kasus di kalangan tenaga profesional medis hanya sedikit, yaitu 17 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok ini mungkin memiliki pengetahuan dan akses yang lebih baik terhadap informasi dan layanan kesehatan terkait HIV Aids.

Selain itu, kelompok narapidana juga terdampak dengan 17 kasus Aids. Hal ini menunjukkan perlunya upaya khusus dalam memberikan pendidikan dan layanan pencegahan HIV Aids di dalam sistem penjara, serta mengurangi risiko penularan di antara narapidana.

Data ini kata Kadiskes Riau, menegaskan bahwa upaya pencegahan dan edukasi HIV Aids harus melibatkan berbagai kelompok pekerjaan, termasuk petani, peternak, nelayan, penjaja seks, tenaga medis, dan narapidana.

"Penting untuk terus meningkatkan kesadaran, memberikan akses mudah terhadap pemeriksaan dan pengobatan, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terkait HIV Aids," katanya.**/yas

 




 
Berita Lainnya :
  • Tertinggi di Kota Pekanbaru, Angka HIV AIDS di Riau Mengkhawatirkan
  •  
    Komentar Anda :

     
    PILIHAN +
    #1 BNPT: Mengubah Pancasila Berarti Membubarkan Bangsa Indonesia
    #2 Let's Graze with Cows at Padang Mangateh
    #3 JualBuy.com, Startup Asli Anak Riau Resmi Diluncurkan
    #4 Airlangga Hartanto Serahkan SK Pada Adi Sukemi untuk Maju di Pilkada Pelalawan
    #5 Polda Riau Selidiki Uang BLT Covid-19 yang Diselewengkan
     

     

    Quick Links

     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     

    Kanal

     
    + Nasional
    + Politik
    + Ekonomi
    + Daerah
    + Hukrim
     
     

     

     
    + Internasional
    + Lifestyle
    + Indeks Berita
     
     
    © 2020 berkabarnews.com, all rights reserved