I'tikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan Menunggu Lailatul Qadar
Jumat, 08-04-2022 - 09:54:33 WIB
|
I'tikaf |
BNEWS - Syekh Zakariyya mengatakan, Nabi Muhammad SAW selalu rutin i'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, meski lebih sering i'tikaf selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan.
Para ulama berpendapat bahwa i'tikaf selama 10 hari akhir bulan Ramadan adalah sunnah Muakkadah. Dan berdasarkan hadis dapat disimpulkan bahwa tujuan utama i'tikaf adalah mencari malam Lailatul Qadar.
"Hakikatnya, i'tikaf seperti itulah cara yang paling tepat untuk mencari malam Lailatul Qadar," kata Syekh Zakariyya.
Sebab katanya, ketika seseorang tertidur, ia tetap dianggap beribadah. Selain itu ketika beritikaf seseorang tidak pulang pergi kesana kemari, dengan begitu, tidak ada lagi kesibukan bagi orang yang beritikaf kecuali beribadah dan mengingat Allah SWT.
"Oleh sebab itu, tidak ada cara yang lebih baik untuk menghargai malam Lailatul Qadar kecuali i'tikaf," katanya, dilansir republika.co.id.
Sejak awal bulan Ramadan Baginda Nabi SAW selalu memperhatikan amalan-amalan ibadah. Namun, pada 10 hari yang akhir, beliau beribadah tanpa mengenal batas. Beliau bangun malam dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.
Sebagaimana yang dapat diketahui dari beberapa riwayat Imam Bukhari Rahmatullah alaih dan Imam Muslim Rahmatullau alaih, dalam sebuah riwayat dalam kitab Bukhari Muslim. Sayidatina Aisyah radhiyallahu anha berkata, selama 10 hari terakhir bulan Ramadan Baginda Rasulullah mengencangkan ikat sarungnya dan bangun malam, serta membangunkan keluarganya untuk beribadah.
"Maksudnya mengencangkan ikat sarungnya adalah beliau lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah dari pada hari-hari lainnya atau dapat juga bermakna bahwa beliau tidak berhubungan dengan istri istri beliau pada hari-hari tersebut," katanya.***/ara
Komentar Anda :