Viral Cahaya Mirip Aurora di Langit Menoreh, Peneliti BRIN: Itu Gelombang Gravitasi Atmosfer
Senin, 04-10-2021 - 14:59:39 WIB
TERKAIT:
   
 

BNEWS - Tangkapan foto cahaya kehijauan mirip aurora di atas langit perbukitan Menoreh, kawasan wisata Tumpeng Menoreh, Kulonprogo, DIY viral di media sosial. Foto ini pertama kali diunggah akun @jhodytography.

"Berawal dari keisengan di tengah malam, berakhir dengan sebuah kepuasan karena berhasil memotret “aurora” di Langit Tumpeng Menoreh Jogja," tulisnya di akun Instagram dikutip Senin (4/10/2021).

Peneliti klimatologi dari Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan, penyebab fenomena pendar warna kehijauan di langit Menoreh muncul karena adanya gelombang gravitasi atmosfer.

 "Langit glowing (berpendar) dicirikan warna kehijauan di malam hari terjadi karena keberadaan gelombang gravitasi atmosfer," ujar Erma di Jakarta, Senin (4/10/2021).

Erma menjelaskan, gelombang gravitasi atmosfer yaitu gelombang di atmosfer dengan skala planet yang dapat terbentuk karena suatu gangguan di atmosfer pada suatu lokasi tertentu. Sehingga mengganggu lapisan-lapisan di atmosfer, mulai dari permukaan hingga lapisan paling tinggi seperti mesosfer.

Menurutnya, gangguan di atmosfer permukaan atau lapisan troposfer yang dapat membangkitkan gelombang gravitasi atmosfer yaitu aktivitas konvektif. Aktivitas ini menghasilkan awan konveksi yang tinggi.

Selain itu, Erma mengemukakan kemungkinan kaitan kemunculan pendar berwarna hijau di langit Menoreh dengan aktivitas badai skala meso yang mengganggu lapisan-lapisan atmosfer sehingga membentuk gelombang gravitasi atmosfer (GGA).

Hasil pengamatan terhadap data dari Satellite-Based Disaster Early Warning System (SADEWA) BRIN menunjukkan, badai skala meso yang kuat dan meluas terbentuk di atas lautan sekitar 200 kilometer dari lokasi, yakni di Selat Karimata, sebelah barat Kalimantan.

Badai skala meso tersebut sepanjang hari bergerak seperti pendulum, terbentuk di Sumatera pada pagi hari lalu menuju timur ke arah Kalimantan dan melintasi laut Tiongkok Selatan hingga sore hari. Pada malam hari, badai itu bergerak kembali dari Kalimantan menuju ke laut dan menetap di sana hingga tengah malam.

"Aktivitas badai skala meso yang bergerak bolak-balik seperti pendulum ini kemungkinan yang telah menjadi pengganggu bagi lapisan-lapisan di atmosfer sehingga terbentuklah GGA yang sangat kuat dan penampakannya dapat dilihat di suatu lokasi di Jawa Tengah," kata Erma, dilansir iNews.id.**





 
Berita Lainnya :
  • Viral Cahaya Mirip Aurora di Langit Menoreh, Peneliti BRIN: Itu Gelombang Gravitasi Atmosfer
  •  
    Komentar Anda :

     
    PILIHAN +
    #1 BNPT: Mengubah Pancasila Berarti Membubarkan Bangsa Indonesia
    #2 Let's Graze with Cows at Padang Mangateh
    #3 JualBuy.com, Startup Asli Anak Riau Resmi Diluncurkan
    #4 Airlangga Hartanto Serahkan SK Pada Adi Sukemi untuk Maju di Pilkada Pelalawan
    #5 Polda Riau Selidiki Uang BLT Covid-19 yang Diselewengkan
     

     

    Quick Links

     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     

    Kanal

     
    + Nasional
    + Politik
    + Ekonomi
    + Daerah
    + Hukrim
     
     

     

     
    + Internasional
    + Lifestyle
    + Indeks Berita
     
     
    © 2020 berkabarnews.com, all rights reserved