Gelombang Penolakan Vaksinasi Covid-19 Salah Satunya Dipicu Berita Hoaks
Sabtu, 16-01-2021 - 15:10:30 WIB
JAKARTA - Gelombang penolakan terhadap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dipicu salah satunya oleh berita hoaks yang meresahkan masyarakat. Bahkan Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia menemukan 66 hoaks berkaitan dengan vaksin Covid-19 ini.
Menurut Sekretaris Jenderal Kemkominfo RI, Mira Tayyiba, terdapat tiga dorongan terjadinya hoaks. Yang pertama adanya niat untuk menyebarkan berita hoaks. Kemudian, adanya platform atau jaringan sosial (social networks) sebagai media penyebaran berita serta adanya alat dan layanan untuk membuat atau mendapatkan berita.
"Yang sengaja ini memang memiliki intensi membuat keributan atau keresahan. Kalau yang tidak tahu, karena dia merasa berita ini penting maka ia menyebarluaskan," ujarnya dalam talkshow Peran Jurnalis Perangi Hoaks Covid-19 dan Vaksinasi oleh IDN Times dan FJPI, Sabtu (16/1/2021).
Dengan berbagai dorongan tersebut, Mira mengatakan bahwa Indonesia termasuk dalam negara yang mengalami infodemi atau gelombang berita palsu dan informasi yang salah terkait pandemik Covid-19.
"Sejak 23 Januari 2020 hingga 15 Januari 2021 Kemkominfo telah menemukan 2.141 konten hoaks di media sosial," kata Mira.
Dari 2.141 konten hoaks tersebut, 1.895 di antaranya sudah ditindaklanjuti. Sementara sisanya masih dalam proses. Bahkan, tindak lanjut konten hoaks tersebut bukan hanya penghapusan atau penonaktifan akun, Kemkominfo juga bekerja sama dengan Bareskrim Polri untuk membawa penyebar hoaks ke jalur hukum.
"Total telah ada 104 kasus yang ditangani dan 104 orang tersangka. 17 di antaranya sudah ditahan," terangnya.
Salah satu jenis konten hoaks yang belakangan ini banyak terjadi adalah terkait vaksin Covid-19. Berbagai macam berita palsu bertebaran seperti vaksin Covid-19 bisa merusak otak hingga mengubah DNA manusia. Hingga 15 Januari 2021, telah ada 66 hoaks mengenai vaksin Covid-19 ini.
"Salah satu upaya pencegahan penyebaran hoaks ini adalah komunikasi publik, bukan hanya dari pemerintah namun juga instansi terkait. Jurnalis juga berperan besar dalam pemberantasan hoaks yang terjadi saat ini," tutup Mira.**/zie.
Komentar Anda :