Film The Architecture of Love, Tentang Penyembuhan Trauma Cinta Sabtu, 27/04/2024 | 17:02
Adegan Film The Architecture of Love
BNEWS - The Architecture of Love, sebuah film drama romance yang diangkat dari novel karangan Ika Natassa dengan judul yang sama kembali mewarnai dunia perfilmn tanah air. Cerita di film ini mengangkat konteks yang persis seperti di novelnya melalui karakter River (Nicholas Saputra) dan Raia (Putri Marino).
Film ini menceritakan dua karakter yang mempunyai trauma dari cinta, yang membuat mereka 'kabur' dalam rentang waktu yang berbeda.
Dikisahkan, suatu waktu Raia pergi ke New York untuk memperbaiki traumanya yang membuat ia mengalami writers block dan berusaha mencari suasana baru untuk menjadi inspirasi ceritanya. Saat itulah ia bertemu dengan River.
Plot cerita dalam film ini mengalir secara lurus. Dengan alur yang santai penonton dapat mengikuti proses perkembangan karakter dalam menyelesaikan traumanya masing-masing.
Hanya saja dengan formula plot yang disuguhkan film ini terasa terlalu bertele-tele dan terasa membosankan, terkadang membuat penonton melepaskan empati ke karakter. Tetapi dibalik ketidaksempurnaannya, film ini menyajikan nilai dan pesan moral yang cukup kepada penonton untuk lebih belajar lagi dalam hal cinta.
Menggunakan karakter yang mature, serta pemilihan cast yang tepat, karakter River dan Raia dapat memberikan perspektif hubungan percintaan dewasa kepada para penonton. Dimana cinta bukanlah hanya saling suka, melainkan menaruh harapan dan perjalanan di dalamnya.
Seperti yang dikatakan Chand Parwez Servia sebagai produsernya, film ini diproduksi untuk memberikan pandangan terhadap perjalanan cinta yang seharusnya bisa terjadi di setiap orang.
Film ini dapat dinikmati secara santai tanpa harus berpikir panjang. Namun setelah menontonnya, barulah kita berpikir dan merefleksikan hidup kita khususnya dalam percintaan.
"Kita sedang bicara cinta. Keindahan dan kesucian itu sendiri. Cinta itu simpel, kita aja sekarang manusia yang bikin itu complicated," kata Ika Natassa sebagai penulis novelnya, saat konferensi pers di Jakarta (25/4/2024)
Film ini berpesan untuk para penontonnya untuk dapat menikmati hidup serta menikmati arti dari cinta itu sendiri sepanjang hidup. Meskipun sedang diterpa konflik yang rumit, jangan pernah memberatkan cinta atas pelampiasannya, namun jadikanlah cinta sebagai penyejuk hati.**/zie