Salamba Dorong Gakum KLHK Dukung Masyarakat Sungai Linau Pulihkan Hutan Jumat, 24/09/2021 | 16:01
BNEWS - Masyarakat Sungai Linau, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, layak diacungi jempol dan perlu didukung, dalam rangka pemulihan hutan negara akibat deforestasi hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Sekitar 300 hektare kawasan hutan kelompok hutan produksi Bukit Batu dirambah dan dirusak oleh oknum dari luar desa Sungai Linau. Kemudian di land clearing untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit. Namun hal ini mendapat perlawanan dari masyarakat tempatan, dengan menanam kembali lahan yang sudah alih fungsi tersebut dengan tanaman kehutanan seperti karet, pinang dan mahoni.
Menurut masyarakat Sungai Linau, mereka sudah melakukan penanaman tanaman kehutanan sebanyak tiga kali dengan sukarela dan atas biaya sendiri.
"Melihat keadaan ini, Salamba mendorong Gakum KLHK dan Gakum DLHK Riau untuk mengapresiasi tindakan masyarakat, dengan melakukan tindakan terhadap perambah serta mendukung masyarakat Sungai Linau sebagai percontohan di Propinsi Riau. Mereka perlu dibina, karena mereka berusaha memulihkan hutan negara tanpa pamrih," kata Ganda Mora, Ketua Yayasan Sahabat Alam Rimba (Salamba) kepada wartawan, Jumat (24/9/2921).
Sementara Ketua pemuda Desa Sungai Linau, Mantolo, kepada wartawan menyampaikan bahwa sekitar 50 warga sudah tiga kali melakukan penanaman karet, pinang di lokasi land clearing tersebut.
"Kami termotivasi untuk memulihkan kondisi hutan yang sudah hancur karena tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Harapan kami pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadikan lahan tersebut sebagai perhutanan sosial ataupun HTR, sehingga tetap terjaga pemulihan lingkungan serta berdaya ekonomi terhadap masyarakat tempatan," katanya, Jumat.
Menurut Mantolo, sekarang ini lahan dijadikan perkebunan sawit dan diperuntukkan bagi masyarakat luar tanpa melibatkan masyarakat tempatan.
"Kami tidak akan tinggal diam, akan berupaya setiap hari Jumat melakukan kegiatan penanaman kembali hingga lahan tersebut pulih. Kami tentu butuh dukungan moril dari instansi terkait dan juga aktivitas lingkungan," kata Mantolo.
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh salah satu pemuda tempatan, Royani, yang menyatakan, masyarakat bahu membahu memulihkan kondisi hutan dengan menanami ratusan bibit karet dan pinang.
"Kami memikirkan hari mendatang, bila hutan sudah rusak kemungkinan besar akan ada bencana banjir dan bencana kekeringan. Meski tanpa dukungan kepala desa, kami akan terus melakukan penanaman sampai hutan tersebut pulih kembali," sebut Royani .**/ril