BNEWS - Allah SWT berfirman, yang artinya : "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) lebih banyak kepadamu, dan jika kamu ingkar, maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim ayat 7)
Bersyukur adalah gaya hidup, sikap menyeluruh dan pilihan untuk mengambil perspektif positif dan spiritual dalam hidup. Jika kita percaya bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan, maka tentunya kita harus mensyukuri segala hal baik dan buruk karena semua itu memiliki tujuan.
Kita mungkin tidak dapat menentukan apa tujuan dari sebuah kejadian dan mungkin sulit menerimanya, tetapi kemampuan mengucapkan Alhamdulillah, bahkan di saat-saat sulit, menunjukkan kecenderungan yang kuat terhadap kepositifan dan penguatan diri spiritual.
Monique Hassan, seorang advokat psikologi positif, menyatakan bahwa rasa syukur dapat meningkatkan suasana hati menjadi lebih bahagia. Rasa syukur juga memungkinkan seseorang untuk melihat kesulitan sebagai pelajaran hidup.
Rasa syukur juga lebih mendorong kepositifan dan kualitas hidup yang lebih baik. Sederhananya, rasa syukur berdampak pada kebahagiaan.
"Perspektif kita adalah realitas kita. Perspektif bersyukur adalah salah satu yang membantu kita di jalan kebangkitan dan penghargaan spiritual kita," ujar Monique Hassan dilansir dari republika.co.id.
Monique melihat bahwa nilai manfaat dari rasa syukur sebagai bagian dari proses penyembuhan serta gaya hidup sehari-hari. Ini menggunakan unsur optimisme dan kebahagiaan.
Berucap syukur tidak melulu pada saat menerima kejutan besar. Berucap syukur dapat dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Percayalah ini mampu mengubah suasana hati.
Rasa syukur juga terkait dengan fisik, mental, emosional dan spiritualitas seseorang dan semuanya memiliki keterkaitan satu sama lain yang dapat meningkatkan kondisi mental menjadi lebih baik. ***/zi