Menlu Retno Serukan Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina di KTM GNB Rabu, 14/07/2021 | 16:17
Retno Marsudi
BNEWS - Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi memimpin Delegasi RI pada pertemuan KTM Mid-Term GNB yang berlangsung secara virtual pada 13 dan 14 Juli 2021 di bawah pimpinan Azerbaijan.
Dalam pernyataanya, Menlu menyampaikan bahwa GNB masih menghadapi tantangan yang sama sejak berdiri 60 tahun yang lalu, yaitu isu-isu mengenai kekuatan besar dunia, ketidaksetaraan, kesenjangan, dan ketidakadilan sosial-ekonomi.
"Isu-isu tersebut menjadi lebih rumit dengan adanya berbagai tantangan masa kini. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dan nilai-nilai GNB, termasuk multilateralisme, menjadi semakin relevan," kata Retno.
Pada pertemuan tersebut, Menlu menyampaikan tiga area di mana GNB dapat bersinergi dan menjadi bagian dari solusi. Pertama, akses terhadap vaksin CovidD-19 yang berkeadilan.
“Kesenjangan vaksinasi saat ini sangat besar. Sebagian besar negara maju telah menyuntikkan vaksin setara dengan 70 persen populasi mereka, sementara sebagian besar dari negara GNB masih di bawah sepuluh persen,” ujar Retno.
Menlu juga menyampaikan bahwa prioritas negara GNB adalah untuk memperkecil kesenjangan ini dan mempercepat vaksinasi di negara berkembang. GNB dapat berkontribusi pada upaya ini dengan menyerukan lebih banyak dose-sharing, memperkuat dukungan terhadap COVAX Facility, dan mendukung TRIPS waiver negotiation.
Kedua, kerja sama untuk pemulihan ekonomi. Pandemi telah mendorong ratusan juta orang ke jurang kemiskinan dan menghambat kemajuan menuju SDG. Oleh karena itu, GNB harus bekerja bersama untuk memastikan partisipasi dari negara-negara berkembang dalam arsitektur keuangan internasional, mengatasi praktik perdagangan yang tidak adil dan persyaratan donor, serta meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan.
“Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 tahun depan untuk memajukan kepentingan negara berkembang,” tegas Menlu.
Ketiga, kemerdekaan Palestina. Menlu sampaikan bahwa hingga saat ini, Palestina masih menjadi satu-satunya negara yang belum mencapai kemerdekaannya. Seluruh negara anggota GNB harus mengakui negara Palestina, mendukung peluncuran kembali negosiasi multilateral yang kredibel, dan memastikan akses kemanusiaan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina.
Di akhir pernyataannya, Menlu menyampaikan penegasan bahwa GNB memiliki kekuatan dari segi ukuran dan jumlah negara anggota.
“Negara GNB dapat menerjemahkan kekuatan tersebut menjadi pengaruh positif bagi dunia jika kita terus bekerja sama dan tetap setia pada Dasasila Bandung,” katanya.**/ara