16 Demonstran Ditembak Mati Pasukan Keamanan Myanmar Hari Ini Sabtu, 27/03/2021 | 14:17
YANGON - Sedikitnya 16 demonstran pada Jumat (26/3/2021) tewas ditembak Pasukan keamanan Myanmar, saat pemerintahan junta memperingati Hari Angkatan Bersenjata dan berjanji melindungi warga sipil serta memperjuangkan demokrasi.
Pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di Yangon, Mandalay, serta kota lain. Sebelumnya media pemerintah mengancam demonstran akan ditembak di kepala dan punggung jika berunjuk rasa saat perayaaan Hari Angkatan Bersenjata.
"Hari ini merupakan hari memalukan bagi angkatan bersenjata," kata Sasa, juru bicara CRPH, kelompok anti-pemerintah junta yang dibentuk anggota parlemen yang digulingkan, dikutip dari Reuters.
"Para jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka membunuh lebih dari 300 warga sipil tak berdosa," katanya, merujuk pada jumlah korban tewas sebelumnya.
Sementara itu juga dilaporkan, dalam insiden terbaru, Sabtu (27/3/2021) dinihari, empat orang dilaporlam tewas setelah pasukan keamanan melepaskan tembakan ke kerumunan pengunjuk rasa di luar kantor polisi pinggiran Yangon Dala dan sedikitnya 10 orang terluka di lokasi yang sama.
Empat orang tewas di Kota Lashio dan empat nyawa lainnya terenggut dalam insiden terpisah di wilayah Bago, dekat Yangon. Satu orang lainnya tewas di Kota Hopin.
Dalam pidatonya di parade militer Hari Angkatan Bersenjata, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing menegaskan pemerintahannya akan menggelar pemilihan umum meskipun tak menyebutkan waktu pastinya.
"Tentara berusaha untuk bergandengan tangan dengan seluruh bangsa untuk menjaga demokrasi," kata Min, seraya menambahkan pihak berwenang juga berusaha melindungi rakyat dan memulihkan keamanan di penjuru negeri.
Kondisi ini tentunya bertolak belakang dengan banyaknya demonstran yang tewas. Dengan penambahan 16 korban tewas maka total yang meninggal menjadi 344 orang sejak kudeta 1 Februari 2021, berdasarkan data kelompok hak sipil Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.***