Berkabarnews.com, Pekanbaru - Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, melakukan pertemuan dengan mahasiswa penyandang disabilitas dari Universitas Lancang Kuning (UNILAK), Riau di Pekanbaru, untuk membahas implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Zulkardi, Anggota DPRD Kota Pekanbaru, sebagai bentuk dukungan terhadap upaya penguatan inklusi sosial di bidang ketenagakerjaan. Zulkardi menyampaikan, kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perguruan tinggi sangat penting untuk memastikan terpenuhinya hak-hak penyandang disabilitas secara menyeluruh.
Septiandi Putra, Dosen Pendamping Mahasiswa Disabilitas UNILAK dalam sambutannya mengatakan, inklusi bukan sekadar jargon, melainkan komitmen nyata yang terus diupayakan kampus.
“UNILAK menjadi satu-satunya perguruan tinggi di Riau yang saat ini menerapkan sistem pendidikan inklusif secara konsisten. Harapan kami, keberpihakan ini juga diterjemahkan oleh dunia kerja secara konkret,” katanya.
Sedangkan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, menyampaikan apresiasi tinggi atas langkah UNILAK dalam menciptakan ruang pendidikan yang terbuka dan setara.
“Saya memberikan penghormatan kepada Universitas Lancang Kuning yang telah memelopori pendidikan inklusif di Riau. Ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 yang menekankan kesetaraan hak dalam memperoleh pekerjaan. Kita perlu dorong dunia usaha agar menjalankan peran yang sama,” ujar Wamenaker.
Muhamad Seldy Febryansah, salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas yang hadir dalam pertemuan menyampaikan harapannya agar akses kerja bagi penyandang disabilitas tidak lagi menjadi simbolik. “Kami tidak menuntut perlakuan khusus, hanya ingin diberi ruang dan kepercayaan. Kami siap bekerja dan berkontribusi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UNILAK, Muhammad Anwar, menegaskan bahwa isu inklusi adalah bagian dari perjuangan kolektif mahasiswa. “Ini bukan hanya tentang kelompok disabilitas, ini soal keadilan sosial. Mahasiswa harus berada di garis depan perjuangan ini,” tegasnya.**/ian