Hans Kwee: Dampak Kebijakan Tarif AS Terbatas bagi Pasar Modal Indonesia Selasa, 08/04/2025 | 11:22
Hans Kwee
BNEWS - Hans Kwee, Ekonom dan Praktisi Pasar Modal menilai kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan sentimen terbatas yang akan mempengaruhi pasar modal Republik Indonesia (RI).
"Kita kena dampaknya relatif lebih terbatas karena emiten kita yang ekspornya ke Amerika tidak banyak atau dengan kata lain kita kurang mengandalkan ekspor-impor," ujar Hans dalam keterangan di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Sebelumnya, pidato Presiden AS Donald Trump pada tanggal 2 April 2025 mengenai kenaikan tarif impor secara resiprokal terhadap sejumlah negara mitra dagang telah memicu gejolak di pasar keuangan global.
Merespons sentimen tersebut, sejumlah indeks saham bursa-bursa utama dunia mengalami koreksi tajam, terutama di bursa-bursa negara maju seperti AS, Jerman, dan Jepang.
Sementara itu, dampak sentimen tersebut belum terlihat di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena Bursa Efek Indonesia (BEI) baru akan kembali membuka perdagangan saham pascalibur Idul Fitri pada hari ini.
Menurut Hans, Indonesia lebih mengandalkan ekonomi atau konsumsi dalam negeri sehingga seharusnya dampaknya lebih relatif. Yang perlu diwaspadai adalah putaran kedua, di mana adanya kemungkinan pembalasan tarif dari negara-negara lain yang berujung pada perang tarif.
"Pembalasan tarif kemudian akan dibalas Amerika dengan tarif sehingga ini akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang sentimennya kurang baik bagi pasar saham kita," katanya.
Sejumlah indeks saham negara-negara di Asia Pasifik mengalami penurunan signifikan sejak pengumuman kebijakan tarif oleh Trump tersebut. Per 7 April 2025, indeks Hong Kong turun hingga lebih dari 10 persen, indeks Shanghai turun hingga 7 persen, dan indeks Korea Selatan turun hingga 5 persen.
Hans menuturkan pergerakan IHSG pada hari pertama perdagangan setelah libur panjang Idul Fitri kemungkinan akan bergerak terbatas akibat efek kejut sehingga berpotensi turun terlebih dahulu.
"Kemungkinan pasar saham kita akan bergerak relatif terbatas kemudian dalam beberapa pekan ke depan rebalancing portofolio asing telah berakhir di Maret sehingga tekanan jual berkurang di pasar kita," katanya, dilansir Antara.
Sementara menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan secara langsung sikap resmi Pemerintah Indonesia terkait rencana penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat, pada hari ini, Selasa (8/4/2025).
"Pernyataan tersebut akan disampaikan dalam acara yang digelar di Bank Mandiri Bapindo, Jakarta, pukul 13.00 WIB," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.**/ara