Kisah Empat Orang Ibu yang Tercatat dalam Al-Quran Minggu, 13/10/2024 | 17:15
Foto Padang Pasir ilustrasi
BNEWS - Al-Quran yang menjadi petunjuk untuk umat Islam, didalamnya terdapat berbagai kisah-kisah masa lalu yang menjadi pelajaran untuk umat selanjutnya, termasuk kisah tentang empat orang ibu. Kisah ibu yang tertulis dalam Al-Qur'an adalah kisah Siti Hajar ibu Nabi Ismail AS, kisah Milyanah ibu Nabi Musa AS, kisah Hanah ibu Siti Maryam, dan kisah Siti Maryam ibu Nabi Isa AS.
Kisah-kisah ini diabadikan langsung oleh Allah SWT untuk menjadi pengingat kepada hambanya bahwa kasih sayang Allah tidak terbatas hanya karena gender dan usia saja.
1. Kisah Siti Hajar Ibu Nabi Ismail AS
Mengutip buku Kisah Teladan dalam Al-Qur'an karya Ahmad Laudzai, dikisahkan Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar (Istrinya) telah menikah lama, namun mereka belum diberikan seorang anak pun. Nabi Ibrahim AS terus berdoa hingga akhirnya Allah mengabulkan keinginan keduanya, Siti Hajar berhasil mengandung seorang anak yang diberi nama Ismail.
Suatu hari Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan Ismail kecil ke sebuah lembah yang nantinya menjadi kota Makkah. Ketika sampai Ibrahim berpesan kepada keduanya, "Wahai istriku, tinggalah engkau bersama Ismail, di tempat ini sementara waktu, tunggu sampai aku selesai."
Kisah Siti Hajar terdapat dalam Surah Ibrahim ayat 37 yang artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya (dan berada) di sisi rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, (demikian itu kami lakukan) agar mereka melaksanakan salat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur."
Selayaknya manusia umumnya, Siti Hajar berkata: "Mengapa aku bersama Islamil harus menetap di tempat yang gersang dan tandus ini."
Nabi Ibrahim menjawab: "Sesungguhnya ini semua adalah perintah Allah SWT." Siti Hajar pun ikhlas menerimanya.
Hari demi hari berlalu, Ibrahim AS tidak kunjung datang, padahal persediaan makanan dan minuman mereka sudah habis. Ditambah Ismail kecil menangis.
Sambil menenangkan anaknya, Siti Hajar berlari mendaki dua bukit yang berseberangan, yakni bukit Safa dan bukit Marwah untuk mencari sumber air. Meskipun sudah berkali-kali melalui dua bukit tersebut masih belum mendapatkan sumber air.
Sampai Siti Hajar kelelahan dan tergeletak di samping anaknya, tetapi akhirnya Allah SWT membantu Siti Hajar dan Ismail dengan memberikannya Air Zam-Zam.
2. Kisah Milyanah Ibu Nabi Musa AS Suatu ketika Firaun memerintahkan pasukannya untuk menyembelih anak laki-laki, seperti terdapat dalam Al-Quran Surah Al-Qasas ayat 4, yang artinya: "Sesungguhnya Firʻaun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah. Dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil). Dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuannya. Sesungguhnya dia (Firʻaun) termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan."
Bersamaan dengan perintah Firaun lahir seorang bayi laki-laki keturunan Israil. Allah berkata kepada Milyanah Ibu Nabi Musa AS: "Susuilah dia dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai. Janganlah kamu khawatir dan janganlah bersedih hati karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya rasul."
Kemudian Milyanah pun meletakan bayinya di sebuah tempat. Lalu dia hanyutkan bayi tersebut ke sungai. Atas kuasa Allah SWT bayi itu ditemukan oleh Siti Aisah istri Firaun.
3. Kisah Hanah Ibu Maryam Ibu Maryam diceritakan langsung oleh Allah SWT dalam Surah Al-Imran Ayat 35 yang artinya: "(Ingatlah) ketika istri Imran berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Mengutip buku Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka dijelaskan bahwa Imran adalah pria shaleh pada masanya menikah dengan Hanah yang juga amat beriman, sesuai ayat di atas istri Imran bernazar jika mempunyai anak, nantinya anak tersebut akan dijadikan abdi Allah atau menyelenggarakan Baitul Maqdis seperti saudaranya Nabi Zakaria AS.
Allah SWT pun mengabulkan keinginannya dengan memberikan seorang anak, namun ternyata anak yang lahir adalah perempuan (Siti Maryam), padahal yang diharapkan adalah anak laki-laki karena yang menyelenggarakan rumah suci adalah anak laki-laki.
Hanan pun lanjut berdoa berisi memohon perlindungan kepada anaknya karena dia tahu laki-laki tidak sama dengan perempuan, dan juga untuk keturunanya, tertera dalam Surah Al-Imran ayat 36 yang artinya: "Ketika melahirkannya, dia berkata, "Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran) lahirkan. "Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk."
Allah SWT segera mengabulkannya, dalam Surah Al-Imran ayat 37 yang artinya: "Dia (Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan."
4. Kisah Maryam Ibu Nabi Isa AS Allah SWT mengkisahkan Siti Maryam sebagai wanita yang beriman dan taat kepadanya, tertulis dalam Surah Al-imran ayat 42 - 43 yang artinya: "(Ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, "Wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh perempuan di semesta alam (pada masa itu). Wahai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujudlah, dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk."
Demikianlah kisah tentang empat orang ibu yang ada di dalam Al-Qur'an.***/ara/detik.com