BNEWS - Islam telah mengatur kehidupan manusia, termasuk cara berpakaian untuk muslimah. Nabi Muhammad SAW dan putrinya, Fathimah, pernah berpesan terkait cara berpakaian untuk wanita.

Dikutip dari buku Akhlak Wanita Muslimah karya Abu Ubaidah, Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, “Rasulullah SAW memberiku baju Qibthiyah yang tebal yang merupakan baju hadiah dari Dihyah al-Kalbi kepada beliau.

Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi SAW bertanya kepadaku, “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qibthiyah?” Aku menjawab, “Aku pakaikan baju itu pada istriku.” Nabi Muhammad SAW lalu bersabda, “Perintahkanlah ia agar mengenakan baju dalam di balik Qibthiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (HR. Ahmad dan Baihaqi dengan sanad hasan).

al-Imam asy-Syaukani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa wanita itu wajib menutupi badannya dengan pakaian yang tidak dapat menggambarkan badannya. Ini merupakan syarat bagi penutup aurat.”

Putri Rasulullah SAW, Fathimah pernah berpesan kepada Asma: “Wahai Asma. Sesungguhnya aku memandang buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat menggambarkan tubuhnya.” (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam al-Hilyah dan Baihaqi).

Perhatikanlah sikap Fathimah yang merupakan bagian dari tulang rusuk Nabi SAW, bagaimana ia memandang buruk bilamana sebuah pakaian itu dapat menyifati atau menggambarkan tubuh seorang wanita.

Tentunya kaum muslimah bisa mempedomani apa yang sudah dikatakan Fatimah bahwa muslimah yang masih mengenakan pakaian sempit dan ketat yang dapat menggambarkan bentuk dada, pinggang, betis, dan anggota badan lainnya, tidak dibolehkan.**/zia/rol