Menutup Tahun 2022, JMSI Riau Gelar Diskusi Sawit Bersama Apkasindo
Minggu, 25-12-2022 - 19:25:49 WIB
Diskusi JMSI Riau
TERKAIT:
   
 

BNEWS - Menutup tahun 2022, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Riau bersama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), melaksanakan diskusi tentang persoalan dan tantangan serta potensi kelapa sawit rakyat di wilayah Riau.

Diskusi publik yang ditaja JMSI dan Apkasindo ini mengangkat tema "Problematika Perkebunan Sawit Rakyat di Riau, Tantangan dan Harapan di Tahun 2023" yang dilaksanakan di Mabes Kopi jalan Rambutan Pekanbaru-Riau, Selasa (27/12/2022).

Diskusi ini menghadirkan 4 narasumber yang erat kaitannya dengan tema, yakni DR Supardi SH MH Kejati Riau, Ir H Zulfadli Kadisbun Riau, Rino Afrino ST MT Sekjen DPP Apkasindo dan DR Ir Syaiful Bahri MEc dosen fakultas pertanian UIR.

Diskusi publik ini juga dihadiri para pemimpin redaksi media siber anggota JMSI Riau, serta dihadiri mahasiswa, praktisi yang selama ini bergerak di bidang sawit.

"Diskusi sawit ini kita laksanakan mengingat Sawit di Riau telah menjadi sumber pendapatan utama bagi petani di Riau. Sedangkan regulasinya kerap memberatkan petani, mulai dari harga TBS yang tidak stabil, persoalan replanting sawit rakyat, permainan harga TBS hingga persoalan lahan sawit yang masuk kawasan hutan menjadikan ancaman petani," kata Ketua Panitia diskusi JMSI, Satria Utama Batubara yang juga wakil ketua bidang OKK JMSI Riau.

Provinsi Riau kata Satria, merupakan provinsi yang memiliki perkebunan Sawit terluas di Indonesia, yakni mencapai 2,89 juta ha. Dari luasan tersebut, kepemilikan sawit rakyat adalah yang paling dominan, yakni 62.23 persen dari total luas perkebunan sawit di Provinsi Riau.

Hal ini menunjukkan peran perkebunan rakyat merupakan yang paling dominan dibandingkan dengan perusahaan swasta (33.29 pesen) dan perkebunan negara 4.08 persen.

"Namun, punya kebun sawit yang luas tak lantas menjadikan masyarakatnya sejahtera, makmur dan berkedaulatan pangan. Bahkan sebaliknya, tingkat kesejahteraan rendah pada enam dari tujuh kabupaten dengan luas perkebunan sawit terbesar di Riau," kata Satria.

Sejumlah persoalan terus membelit petani sawit di Riau, dari persoalan pupuk yang mahal yang berdampak pada rendahnya produktivitas, harga jual yang rendah akibat panjangnya rantai distribusi penjualan, hingga ancaman banjir dan kebakaran lahan juga kerap menghantui para petani sawit.

Keterbatasan akses terhadap pembiayaan yang disediakan lembaga jasa keuangan, juga merupakan masalah yang dihadapi petani. Karena, persyaratan kredit sulit dipenuhi oleh petani dan analisis resiko oleh perbankan.

Di sisi lain, upaya pemerinta RI untuk menggenjot produksi sawit nasional lewat program Peremajaan Swit Rakyat (PSR) juga ternyata tidak optimal dilaksanakan. Hingga September 2022 realisasi PSR di Riau baru 761 hektar. Padahal, targetnya tahun 2022 ini 11.000 hektare untuk PSR sawit rakyat.

"Persoalan regulasi masih menjadi persoalan yang membelit petani untuk dapat ikut serta dalam program PSR Ini," ujar Satria Utama, seraya mengatakan pada diskusi publik ini kesimpulannya akan disampaikan kepada perintah lewat instansi terkait. **/zie/ril




 
Berita Lainnya :
  • Menutup Tahun 2022, JMSI Riau Gelar Diskusi Sawit Bersama Apkasindo
  •  
    Komentar Anda :

     
    PILIHAN +
    #1 BNPT: Mengubah Pancasila Berarti Membubarkan Bangsa Indonesia
    #2 Let's Graze with Cows at Padang Mangateh
    #3 JualBuy.com, Startup Asli Anak Riau Resmi Diluncurkan
    #4 Airlangga Hartanto Serahkan SK Pada Adi Sukemi untuk Maju di Pilkada Pelalawan
    #5 Polda Riau Selidiki Uang BLT Covid-19 yang Diselewengkan
     

     

    Quick Links

     
    + Home
    + Redaksi
    + Disclaimer
    + Pedoman Berita Siber
    + Tentang Kami
    + Info Iklan
     

    Kanal

     
    + Nasional
    + Politik
    + Ekonomi
    + Daerah
    + Hukrim
     
     

     

     
    + Internasional
    + Lifestyle
    + Indeks Berita
     
     
    © 2020 berkabarnews.com, all rights reserved