Nasibah binti Ka’ab, Perempuan yang Ikut Perang Bersama Rasulullah SAW Senin, 01/05/2023 | 21:00
Foto ilustrasi
BNEWS - Nasibah binti Ka’ab adalah perempuan pemberani yang tegar membela Islam dan Rasulullah SAW. Keberaniannya bahkan dibuktikan dengan ikut serta dalam Perang Uhud bersama suami dan juga anaknya.
Dalam buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syaikh Sa’id Mursi, dituliskan bahwa Nasibah merupakan wanita pertama dari kaum Anshar yang bersedia berikrar kepada Nabi Muhammad SAW.
Di dalam Perang Uhud, Nasibah beserta suami dan anaknya ikut serta. Nasibah sempat terluka parah di saat kemenangan mulai berada di pihak orang-orang kafir. Pakaiannya tercabik-cabik karena sayapan senjata.
Dalam tubuh Nasibah terdapat hingga 12 luka. Pada waktu itu, ibundanya senantiasa mendampingi dan berusaha membalut luka-luka tersebut. Keberanian Nasibah di luar kebiasaan wanita pada umumnya.
Rasa takutnya bukan dibayangi akan belati atau pun pukulan para pasukan musuh. Rasa takutnya hanya diperuntukkan bagi Allah SWT dan untuk itulah Nasibah bersedia dengan teguh membela agama Allah dan melindungi Rasulullah.
Saat Rasulullah SAW hendak dibunuh oleh Ibnul Qum’ah, Nasibah lah orang yang melindungi Nabi. Nasibah melawan Ibnul Qum’ah yang hendak membunuh Nabi Muhammad SAW dengan melontarkan beberapa pukulan kepadanya.
Bukan tanpa balasan, Ibnul Qum’ah membalas pukulan-pukulan kepada Nasibah beberapa kali di pundaknya. Hal itu mengakibatkan terdapat beberapa goresan pada punggung Muslimah mujahidah tersebut.
Atas perjuangannya dalam peristiwa ini, Rasulullah mengabadikan Nasibah binti Ka’ab dalam sebuah hadis shahih berbunyi: “Bahwa derajat Nasibah pada hari itu lebih tinggi daripada derajat siapa pun. Aku (Muhammad) selalu melihatnya di tempat mana pun. Aku senantiasa melihat Nasibah sedang berperang di belakangku,”.
Nama Nasibah memang menjadi salah satu Muslimah yang cukup berpengaruh dalam dunia Islam, karena kerap ikut serta di beberapa perang besar yang dilangsungkan bersama Nabi Muhammad SAW. Nasibah berperan melayani dan membantu para mujahidin di medan perang.
Tak hanya itu, Nasibah juga kerap memberi dorongan kepada orang-orang yang sedang berperang, memotivasi sehingga menghilangkan keraguan dalam diri mereka, dan bahkan tak ragu untuk menghunuskan senjata dan berperang layaknya seorang perwira.
Nasibah memang seorang Muslimah yang tak kenal takut, terlebih pada musuh-musuh Islam. Misalnya, pada Hari Khunain, Nasibah ikut terjun dalam peperangan dan perannya semakin mengukuhkan kemenangan umat Islam. Nasibah membunuh seorang pemuda dari kabilah Hawazin dan mengambil senjatanya untuk digunakan dalam perang tersebut.
Tak hanya itu, Nasibah juga ikut serta dalam memerangi orang-orang yang keluar dari agama Islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan ikut serta dalam Perang Yamamah bersama Khalid bin Walid untuk menghadapi Musailamah al-kadzab atau Musailamah sang pendusta.
Perjuangan Nasibah binti Ka’ab ini bukanlah perjuangan yang mudah. Penuh tekad, peluh, air mata, dan darah dalam menjalankannya. Namun sebagai hamba yang salehah, Nasibah melakukannya dengan ikhlas alias tanpa paksaan.**/zie/rol