Presiden Brasil Positif Terinfeksi Covid-19 Rabu, 08/07/2020 | 06:52
Presiden Brasil, Jair Bolsonaro.
SAO PAULO - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, dalam siaran langsung di televisi Brasil menyatakan ia positif tertular Covid-19 dari hasil pemeriksaan paru-paru yang dijalani pada Senin (6/7/2020) lalu, dilansir dari CNN, Selasa (7/7/2020).
Bolsonaro sejak awal pandemi Covid-19 memang sering diberitakan kerap menentang protokol kesehatan. Politisi sayap kanan Brasil itu bahkan sempat membuat majelis hakim harus turun tangan langsung memaksanya memakai masker bulan Juni yang lalu.
"Setiap orang tahu bahwa hal itu (virus corona) akan menulari setiap penduduk cepat atau lambat. Saya dinyatakan positif," kata Bolsonaro.
Dalam siaran langsung itu Bolsonaro terlihat mengenakan masker dan meminta semua orang menjauh darinya.
"Anda tidak bisa dekat-dekat dengan saya, oke? Saran ini untuk semuanya," ujarnya.
Mengutip Antara, sebelum dinyatakan positif beberapa media di Brasil telah memberitakan dugaan Bolsonaro mengidap Covid-19 karena menunjukkan gejala-gejala yang mirip dengan pasien positif virus itu, salah satunya yaitu demam tinggi hingga 38 derajat Celcius.
Namun, Bolsonaro membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa ia telah memeriksakan diri ke rumah sakit dan paru-parunya "bersih".
Mengutip AFP, kecurigaan terus berlanjut hingga dilakukan pemeriksaan setelah sejumlah foto yang dirilis kantor kepresidenan Brasil menunjukkan Bolsonaro menggelar jamuan makan siang bersama dengan duta besar Amerika Serikat (AS) dan beberapa menteri tanpa menggunakan masker untuk merayakan hari kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Bahkan, beberapa ajudan Bolsonaro sebelumnya telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19 setelah mengunjungi Presiden AS Donald Trump di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, pada Maret.
Saat ini Bolsonaro dikabarkan sudah mengambil cuti selama sepekan untuk istirahat dan melakukan karantina. Bolsonaro menuturkan dirinya telah menjalani rontgen paru-paru di rumah sakit militer dan mengkonsumsi obat hydroxchloroquine meskipun masih sedikit bukti ilmiah yang membuktikan obat tersebut berguna untuk mengatasi Covid-19.**/rbk