Sabar Dalam Derita Hidup, Kisah Nabi Yakub, Yunus dan Ayub Bisa Jadi Inspirasi Rabu, 09/02/2022 | 13:51
Foto ilustrasi
BNEWS - Bagi umat Islam, kisah hidup para nabi yang diceritakan dalam Alquran, bisa jadi teladan dan inspirasi, termasuk kisah penderitaan mereka. Setidaknya ada tiga kisah sedih hidup nabi yang dapat dijadikan motivasi diri.
Pertama, Nabi Yakub yang dikhianati oleh anak-anaknya sendiri dan dipisahkan dari putranya yang masih kecil, yaitu Yusuf. Yakub tetap memendam mimpi bersatu dengan Yusuf. Tindakan serta ucapannya membuktikan hal tersebut.
Dalam Alquran surat Yusuf ayat 86, Nabi Yakub berdoa; "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Yakub tetap tabah. Meski ia menangis berulang kali atas keputusasaan, terluka dan tidak bahagia, tetapi Yakub tidak pernah ragu menaruh kepercayaannya, hanya kepada Allah.
Itulah pelipur laranya dan membuatnya terus maju. Tetap mengkuti impian dan tujuan. Bahkan ketika semua terasa hilang dan merasa kehabisan energi dan minat.
Lalu ada Nabi Yunus yang lebih dikenal sebagai pendamping ikan. Ia kehilangan motivasinya saat menyerukan umatnya untuk Tauhid.
Nani Yunus merasa frustrasi dan marah, kemudian memutuskan berhenti pada tujuan besarnya itu. Dia menyerah pada titik kelemahan dan menyadari hal ini, kemudian melarikan diri.
Nabi Yunus jatuh ke dalam kesedihan, merasa sedih tentang tindakannya. Apa yang dia lakukan? Dia cukup kuat untuk mengakui kesalahannya dan bergegas melakukan introspeksi diri.
Dalam surat Al Anbiya ayat 87-88 disebutkan: "Ingatlah pula Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim. Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.'
Kemudian ada kisah Nabi Ayub yang mengalami kesulitan besar karena ia diuji dengan kekayaan, kesehatan dan keluarganya. Dia tertekan sama seperti kita ketika diuji.
Nabi Ayub tetap sabar, percaya hanya Allah yang bisa menyembuhkannya. Kesabarannya terbayar ketika waktunya tepat. Kerugiannya dipulihkan dan bahkan berlipat ganda.
Setan mencoba memasukkan pikiran jahat ke dalam pikirannya dan istrinya teman terakhirnya berdiri. Namun, Nabi Ayub tetap sabar.
Dalam surat Sad ayat 41 Allah berfirman: "Ingatlah hamba Kami Ayyub ketika dia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku telah diganggu setan dengan penderitaan dan siksaan (rasa sakit).”
Hikmahnya, sebagai menusia kita harus mengakui rasa sakit , kesusahan, dan emosi manusia. Tetapi kita harus tetap memiliki kesabaran.**/zie/rol