Ikut Arisan Lebaran, Emak-Emak di Mojokerto Tertipu Sampai Rp 1 Miliar Jumat, 21/05/2021 | 21:25
BNEWS - Berharap untung malah buntung, begitulah nasib ratusan emak-emak di Mojokerto yang tertipu arisan Lebaran. Emak-emak ini tergiur iming-iming bunga 5 persen higga berani menyetorkan uang hingga ratusan juta.
Total kerugian akibat arisan fiktif tersebut mencapai Rp1 miliar, dari 200 orang peserta arisan yang sudah melapor ke polisi.
Kasus penipuan arisan Lebaran fiktif ini mencuat setelah beberapa korban melapor ke Polsek Ngoro. Mereka mengaku uang arisan dibawa Tarmiati alias Mia (42) warga Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro, Mojokerto dan tak kunjung kembali.
Selain menghilang bersama uang arisan, penggagas arisan Lebaran tersebut juga tidak bisa dihubungi. Para korban juga sudah melacak rumah pelaku di Ngoro. Namun, yang bersangkutan tidak ada.
Menurut Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Tiksnarto Andaru Rahutomo, kasus penipuan arisan Lebaran fiktif di Kabupaten Mojokerto ini memungkinkan menyasar sebanyak 200 lebih.
"Kisaran 200 orang. Namun kemungkinan besar bertambah. Sebab, di Kecamatan Ngoro saja ada empat desa yang ikut arisan ini dan jumlahnya ada 100 orang. Belum lagi masyarakat luar wilayah Mojokerto, seperti Malang, Sidoarjo hingga Surabaya," katanya, Jumat (21/05/2021).
Tiksnarto mengatakan, arisan Lebaran yang buat oleh Mia diketahui berjalan sejak 2014. Namun saat memasuki tahun ketujuh, arisan mulai bermasalah.
Pasalnya, pelaku diduga kabur bersama uang arisan ratusan peserta lima pekan sebelum Lebaran bersama keluarganya ke wilayah Jawa Tengah. Dari hasil pemeriksaan para korban arisan ini dengan sistem peserta membayar arisan setiap pekan sampai 46 kali dalam setahun dengan paket yang sudah di pilih oleh para peserta. Sementara hasilnya dibagikan paling lambat 1 minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Para peserta ini dijanjikan mendapatkan bunga 5 persen. Itu yang memungkinkan menarik para korban ikut dalam arisan lebaran ini," katanya.
Selain itu, setiap peserta yang ikut juga ditawarkan dengan paket arisan yang di buat oleh Mia, mulai dari yang terendah 3.000 sampai 50.000 per minggu. Dalam menjalankan bisnis arisan fiktif, Mia juga membentuk ketua kelompok arisan yang menaungi ratusan peserta.
Saat ini, tim masih melakukan pendalaman maupun pengejaran pelaku, untuk mengungkap kasus arisan lebaran fiktif yang di lakukan oleh pelaku.
"Ini sudah kita terjunkan tim ke Jawa Tengah untuk memburu pelaku. Kami juga membuka posko pengaduan dalam kasus arisan fiktif ini di Polsek Ngoro," katanya, dilansir dari inews.id.**/zi