Ilmuwan: Rapid Test Tak Efektif Deteksi Covid-19 Jumat, 07/08/2020 | 09:53
JAKARTA - Rapid test atau tes cepat yang selama ini digunakan untuk mendeteksi dini Covid-19 ternyata tak efektif, hal ini disampaikan oleh Pakar Biologi Molekuler Ahmad Utomo. Ia juga menyebut bahwa tak ada penelitian yang mengatakan rapid test berhasil mengendalikan pandemi.
"Kita sudah banyak mengetahui rapid test tidak efektif dan saya tidak menemukan literatur studi akademik bahwa rapid test ini berhasil mengendalikan penyakit," kata Ahmad dalam diskusi bersama Society of Indonesian Science Journalists (SISJ), Kamis (7/8/2020), dilansir dari CNN Indonesia.
Ahmad menjelaskan bahwa rapid test baru akurat jika dilakukan pada fase akhir perkembangan virus, atau sekitar lebih dari 14 hari masa inkubasi virus di dalam tubuh.
Tes Polymerase Chain Reaction (PCR), kata Ahmad, lebih bisa mendeteksi keberadaan virus lima hari sebelum muncul gejala sehingga tes PCR justru lebih efektif dilakukan untuk melakukan pelacakan dini Covid-19.
Ahmad menjelaskan, jika rapid test digunakan untuk screening awal atau pun penegakan diagnostik, akan banyak orang yang lolos.
"Sementara tes PCR ini sangat sensitif karena bisa mendeteksi virus Covid-19 5 hari sebelum gejala seperti kasus OTG," tuturnya.
Sebenarnya, katanya lagi, penggunaan rapid test bertujuan untuk mendeteksi keberhasilan vaksinasi atau melihat beban wilayah terpapar Covid-19, bukan untuk memutus mata rantai penularan.
"Apabila kita ingin memutus rantai transmisi atau mengenali orang yang positif, tentu harus menggunakan tes PCR, tapi kalau kita ingin menguji keberhasilan vaksinasi atau melihat beban wilayah yang terpapar atau apakah herd immunity tercapai tentu rapid test lebih bagus," demikian kata Ahmad.**