Sajak-sajak Luka Luzi Diamanda Rabu, 05/08/2020 | 10:05
Engkau Sunyi
Engkau sunyi sesekali mendebar di relung hati
engkau sepi sesekali melintas di wilayah angan
pada hulu kisah tidak memuara, aku makamkan sansai pada senyummu yang membeku diujung kenang.***
--------
Kau Ladang Orang
Kematian jiwa sayangku makam mana hendak dituju
Kamboja tak mewangi pada nisan imaji
kubakari hati agar angkuhnya menopang diri ini bukan bukit lagi sayangku, pelangi yang didaki bagaimana bisa menatap hulu?
gamang meracau Lalu terhempas pada bumi, bumi yang mana?
semua telah dipetak-petaki dipagari duri kepunyaanku pun ditimbuni
aku mengawang dalam rimba cakrawala bagai elang, elang yang sunyi, tapi angkuh, tapi kukuh meraup takdirnya sendiri
kenapa syairmu menyakiti? kau ladang orang sayangku, kau ladang orang...
------
Soulmate, Setelah Cinta Ungkai
Kita mencinta seperti berlari dalam lingkaran, tiada pernah ada titik temu
seperti tempua di dahan kelapa, ada tiada karena ada, tiada ada karena tiada
hening melalang buana dalam kurun lama,
Lalu sapa kembali dari jeda mengurai jarak dalam percakapan panjang, tentang dunia, tentang angkara murka atau negara yang memihak entah kemana kita bisu, kita tuli, tentang kita
kecuali selingan tentang minus mu yang sudah 8 atau sinus ku yang sudah karatan
terbersit juga tanya dimana mereka? buah cinta
ah, aku tak hendak menjawab dan engkau paham, segera beralih cerita
hari ini berlembar-lembar kertas terbang lewat email, menelisik atau kah mengeja, memperbaiki ataukah memberi warna
kau tertawa kelemahanku dalam ejaan deraimu aku tertawa kelemahanmu dalam penulisan kataku
lalu mengapa harus bicara cinta, jika itu akan mengingatkan luka?**