Menjaga Kesakralan Pacu Jalur, Mendatangkan Devisa untuk Kesejahteraan Masyarakat Kuansing Jumat, 18/07/2025 | 11:54
Aura Farming yang mendunia (dok)
Oleh: Luzi Diamanda
PACU JALUR, adalah perlombaan tradisional dayung sampan atau perahu yang terbuat dari kayu gelondongan utuh di kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, Indonesia.Tiba-tiba event tahunan ini mendunia, sekaligus mengangkat nama Rayyan Arkan Dikha, seorang togak luan jalur, sebagai bocah paling viral..
Media sosial, mulai dari tik tok, facebook. instagram, dan lainnya itu kini dipenuhi video gerakan menari yang terinspirasi dari tari anak Pacu Jalur atau disebut dengan "Togak Luan". Bukan hanya di media sosial warga Indonesia dan pesohor tanah air saja, tetapi juga menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.
Tarian ini semakin dikenal setelah dipopulerkan oleh klub sepakbola internasional, seperti Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan, melalui akun resmi media sosial mereka. Gerakan tersebut kini dikenal dengan istilah "aura farming", yakni gerakan anak kecil di ujung jalur yang menari dengan lincah di atas perahu yang melaju kencang. Mereka mengenakan pakaian adat dan tanjak Melayu Riau.
Kabar teranyar, Rapper Amerika Serikat Melly Mike akan datang ke Kuansing untuk hadir dan memeriahkan ajang Pacu Jalur 2025. Kehadiran Mike menyusul popularitas lagu "Young Black and Rich" yang dinyanyikan Melly Mike dan dijadikan musik latar video joget "aura farming" di perahu pacu jalur yang mendunia tersebut.
Ketua Panitia Pacu Jalur 2025, Werry Ramadhana Putera, mengonfirmasi bahwa Melly Mike berinisiatif untuk tampil karena merasa lagunya "naik daun" berkat Pacu Jalur. “Alhamdulillah, beliau (Melly Mike) yang ingin tampil sendiri dan sudah mengontak panitia. Dia merasa lagunya naik karena Pacu Jalur,” kata Werry.
Sementara di Riau sendiri, viralnya Dhika langsung disambut positif. Gubernur Riau Abdul Wahid mengangkat Rayyan Arkan Dhika, sebagai duta pariwisata. "Jasanya besar, untuk itu hari ini saya nobatkan sebagai Duta Pariwisata Riau. Saya juga memberikan beasiswa pendidikan kepada Dikha, semoga ini bisa bermanfaat untuknya," kata Abdul Wahid.
Dhika bertemu Menbud Fadli Zon
Sedangkan Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menilai viralnya atraksi Pacu Jalur di media sosial sebagai momentum penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.
“Pacu Jalur ini salah satu kegiatan budaya yang sudah lama berlangsung dan sangat atraktif. Tarian mendayung yang dilakukan anak-anak secara spontan sangat menarik perhatian publik. Ini saat yang tepat untuk mengangkat kembali tradisi-tradisi seperti ini,” kata Fadli.
Hal ini dikatakan Menbud Fadli Zon saat menerima Bupati Kuantan Singingi, Dr. H. Suhardiman Amby, MM, yang melakukan kunjungan resmi ke Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Rabu (9/6/2025), untuk memperkuat upaya pelestarian dan promosi budaya Pacu Jalur ke tingkat dunia.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Gedung A lantai 2 Kementerian Kebudayaan, Bupati Suhardiman didampingi oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing, Drs. Azhar, serta Dikha si "togak luan jalur" yang viral di media sosial.
Menbud Fadli Zon dalam kesempatan ini juga enyampaikan perhatian luas terhadap tradisi Pacu Jalur menunjukkan masih tingginya daya tarik budaya lokal di tengah arus digital. Menurut dia, budaya lokal seperti Pacu Jalur menunjukkan nilai-nilai gotong royong yang kuat, mulai dari proses pembuatan perahu dari satu batang pohon hingga kekompakan saat berlomba.
Fadli juga mengungkapkan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus mendukung kegiatan-kegiatan budaya daerah melalui pembinaan dan fasilitasi, khususnya yang telah menjadi agenda tahunan masyarakat.
Mengenal pembuatan sampan pacu jalur
Pengambilan kayu di hutan untuk membuat sampan (dok)
Dibutuhkan proses panjang yang melibatkan pemilihan kayu, pembentukan, dan penghalusan kayu tersebut untuk dijadikan sampan. Pembuatan sampan ini melibatkan tukang kayu yang ahli bekerjasama dengan masyarakat. Kayu yang digunakan harus memiliki ukuran dan diameter tertentu, biasanya panjang 30-35 meter dengan diameter 6-10 hasta.
Zaman dulu penebangan kayu dilakukan dengan kapak dan beliung, sementara pengangkutan dilakukan secara bergotong royong dengan rotan. Seiring kemajuan zaman, saat ini kayu ditebang dengan mesin dan alat berat. Setelah ditebang, kayu dibersihkan, dipotong sesuai ukuran, dikupas kulitnya, dan dibentuk untuk bagian haluan, badan, dan bagian penting lainnya.
Sebenarnya, sejak tahun 2014, tradisi, pengetahuan, adat budaya, kesadaran biosentrisme dan praktik Pacu Jalur secara resmi telah diakui dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional Takbenda dari Kabupaten Kuantan Singingi.
Sebagai upaya untuk melestarikan warisan budaya tersebut, pemerintah Indonesia mendukung Festival Pacu Jalur yang diadakan setiap tahun di Kuantan Singingi dan mempromosikan pentingnya festival tersebut kepada masyarakat luas, baik nasional maupun internasiona.
Prosen pembuatan sampan (dok)
Tradisi pacu jalur ini dikatakan bermula pada abad ke-17, dikutip dari laman resmi Kabupaten Kuansing. Perahu tradisional ini awalnya merupakan sarana transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan yang berada di sepanjang Sungai Kuantan, Riau. Sungai ini terletak di Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti di hilir.
Jalur dibuat dari satu pohon tanpa sambungan. Satu jalur bisa menampung 40 hingga 60 orang. Selain untuk transportasi penduduk, jalur juga menjadi satu-satunya alat angkut hasil bumi seperti pisang dan tebu.
Seiring berjalannya waktu, jalur dibuat makin indah dengan ditambahkan ukiran, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayungnya. Banyak juga yang dilengkapi dengan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri).
Jalur pun tidak lagi sebagai alat angkut, tetapi juga identitas sosial. Saat itu hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu.
Satu abad kemudian, digelar lomba adu kecepatan jalur yang hingga saat ini dikenal dengan nama pacu jalur. Mulanya lomba perahu tradisional ini digelar di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, atau bahkan untuk merayakan Tahun Baru Islam.
Pada 1890, ketika masa penjajahan Belanda, acara ini digelar untuk memeriahkan perayaan adat, memperingati hari lahir Wilhelmina (Ratu Belanda) setiap 31 Agustus. Kegiatan pacu jalur pada zaman Kolonial dimulai pada tanggal 31 Agustus sampai 1 atau 2 September, tergantung jumah perahu yang ikut serta.
Setelah kemerdekaan Indonesia, festival ini diselenggarakan untuk merayakan Hari Kemerdekaan RI. Itu sebabnya Festival Pacu Jalur selalu digelar pada Agustus. Pacu Jalur diikuti ribuan peserta yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi dan kabupaten sekitarnya. Disaksikan ribuan penonton di sepanjang sungai. Oleh karena itu, perlombaan ini menggunakan meriam sebagai peluit, agar bisa didengar oleh semua peserta
Saat dentuman meriam pertama, perahu-perahu yang telah ditentukan urutannya akan berjajar di garis start. Pada dentuman kedua, para peserta berada dalam posisi siap untuk mengayuh dayung. Kemudian dentuman ketiga, perlombaan pacu jalur pun dimulai. Semua tim akan mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk bisa mencapai garis finish.
Warna warni kostum dan dentum suara meriam penanda mulai lomba, serta teriakan pemberi semangat menjadi daya tari budaya local asli Kuantan Singingi yang pantas dinanti dan dinikmati.
Bupati Kuansing membawa Dhika bertemu Menhut Raja Antoni
Hal yang harus disiapkan
Viralnya pacu jalur adalah harapan baru untuk masyarakat kabupaten Kuantan Singingi secara khusus, Riau secara umum, untuk mendongkrak perekonomian. Pacu jalur adalah momen strategis untuk mendapatkan devisa dari para wisatawan. Bahkan bukan hanya saat puncak pacu jalur terlaksana, tetapi juga jauh sebelum itu, saat persiapan yang dimulai dari menebang podon, sudah bisa dijual untuk mendatangkan wisatawan ke Kuansing.
Apalagi untuk turis mencanegara, yang sangat menyukai hal-hal yang bernilai budaya dan berakar dari masyarakat itu sendiri. Maka menjaga kesakrakalan dalam setiap momen persiapan pacu jalur, bisa dijual sebagai objek wisata busaya yang akan sangat diminati, jika benar-benar dikelola dengan baik.
Selain nilai budaya, faktor paling penting untuk menggaet wisatawan tentu kesiapan infrastruktur, terutama jalan. Termasuk kesiapan lokasi, penginapan, souvenir hingga guide.
Ada beberapa hal yang perlu dibenahi pemerintah daerah untuk bisa menggaet wisatawan terus datang, bahkan hingga berkali-kali datang saat pacu jalur dimulai. Pertama, Kesiapan Infrastruktur Jalan. Infrastruktur jalan yang bagus mencerminkan kesiapan Pemerintah Daerah dan Pusat menerima kedatangan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara yang akan mendatangkan devisa.
Peningkatan Tribun Pacu Jalur Tepian Narosa Tribun pacu jalur tepian Narosa merupakan tempat para pengunjung duduk dan menyasikan langsung ivent budaya pacu jalur. Tentunya fungsinya sangat penting sekali. Saat ini kondisinya tampak masih begitu-begitu saja, belum cukup untuk menampung para pengunjung.
Akibatnya, banyak tribun di tepian narosa yang dibuat non permanen sistem bongkar pasang ditepian Sungai Batang Kuantan. Tentunya ini cukup riskan dan dikhawatirkan ambruk akibat kelebihan beban yang tidak bisa dipastikan berapa sebenarnya kemampuan daya tampung beban maksimalnya.
Kesiapan Jasa Tour And Travel Beserta Tourguide Point ini juga sangat penting bagaimana nantinya Jasa Tour and travel beserta tourguide diharapkan bisa memberikan pengalaman dan sensasi yang berbeda bagi para wisatawan. Sehingga timbul rasa aman, nyaman dan kepercayaan wisatawan kedepannya untuk terus ingin Kembali hadir melihat pacu jalur nantinya.
Kesiapan Penginapan Kesiapan penginapan tentunya akan menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan guna memberikan rasa aman, nyaman bagi para wisatawan. Dukungan fasilitas dan penginapan yang berstandar juga perlu untuk ditingkatkan.
Data dan informasi berapa jumlah hotel/penginapan serta jumlah kamar penginapan di kota Taluk juga perlu dipastikan. Guna mengetahui kemampuan dan kesiapan tuan rumah untuk mengantisipasi ledakan wisatawan.
Kesiapan Lokasi Kuliner dan Souvenir Wisatawan yang hadir diharapkan juga tidak hanya disuguhkan dengan iven budaya pacu jalur saja. area Lokasi kuliner khas dan souvenir khas UMKM setempat juga wajib dihadirkan guna memberikankKesan yang mendalam bagi para wisatawan, yang akan menimbulkan multiplayer effect, terutama untuk sektor UMKM.
Area-area perdangangan dan jasa harus ditata Kembali agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan, terutama para pejalan kaki di Lokasi terlaksananya pacu jalur tersebut.
Kesiapan Kebersihan, keamanan dan kenyamanan Persoalan kebersihan juga harus diperhatikan oleh tuan rumah, dalam hal ini Pemkab Kuansing, agar sampah tidak berserakan di area-area pacu jalur.
Penyediaan peta wisata Papan informasi Setiap tempat dan penginapan/hotel sebaiknya dipajang peta area iven pacu jalur yang berguna memberikan panduan bagi para wisatawan agar tidak tersesat dan dengan mudah kembali ke penginapan.
Perbaikan jalan menuju lokasi pacu jalur (dok)
Pemrov Riau dan Pemkab Kuansing Berbenah
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, kunjungan wisatawan akan megalami peningkatan sebesar 30 persen, baik wisatawan dari dalam negeri sampai mancanegara, seiring viralnya pacu jalur dijagat media sosial. Bahlan sudah ada konfirmasi penyanyi backsound aura farming Pacu Jalur dari Amerika Serikat, Melly Mike, akan turut hadir dalam ivent pacu jalur tersebut.
"Tentunya ini ini berita yang sangat bangus dan sangat kita harapkan Bersama dalam rangka mempromosikan dan menarik wisatawan untuk hadir dalam ivent budaya pacu jalur ke Kabupaten Kuantan Singingi. Selain itu diharapkan memberikan pemasukan bagi seluruh sektor nantinya," kata Roni.
Sementara itu, Andrinof Chaniago, seorang akademisi dan pengamat kebijakan publik Indonesia yang juga mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, berkomentar bahwa semestinya yang dilihat dari viralnya dan mendunianya pacu jalur adalah peluang mengupgrade festival Pacu Jalur itu sendiri.
"Kalau saya Menpora, atau Gubernur Riau itu, langsung saya bikin rencana membangun tribun yg bagus, jalan akses yang bagus, untuk menaikkan kelas event ini menjadi event internasional," kata Andrinof Chaniago.
Apa yang dikatakan Andrinof ini langsung disambut oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui UPT Wilayah V Dinas PUPR-PKPP yang mulai melakukan perbaikan ruas jalan Taluk Kuantan–Cerenti tepatnya jalan Sentajo, Desa Cerenti dan Pangean, akses menuju lokasi helat budaya akbar Festival Pacu Jalur 2025.
Perbaikan dilakukan menyusul kondisi jalan yang sebelumnya banyak dikeluhkan masyarakat. Jalan berlubang dan genangan air kerap ditemukan di sejumlah titik, bahkan sempat menyebabkan truk terpuruk. Perbaikan tengah dilakukan dengan pengaspalan agar lebih aman dan nyaman dilalui.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari komitmen Gubernur Riau (Gubri) Abdul Wahid, yang sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap kelancaran infrastruktur menjelang pelaksanaan kegiatan budaya tersebut.
Menurut Gubri, langkah cepat ini diambil sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pengunjung yang datang dari berbagai daerah.
“Kita tidak ingin para wisatawan dan masyarakat terganggu karena kondisi jalan yang rusak. Ini momen budaya besar, sekaligus potensi untuk menggerakkan ekonomi daerah,” tambahnya.
Pemprov Riau, Lanjutnya, memprioritaskan perbaikan di titik-titik strategis yang menjadi akses utama menuju lokasi Pacu Jalur. Proses perbaikan ditargetkan rampung sebelum kegiatan berlangsung agar mobilitas masyarakat dan wisatawan tidak terhambat.
Sedangkan Bupati Kuansing, Suhardiman Ambi, dalam sebuah kesempatan mengatakan bahwa sebagai kepala daerah dirinya benar-benar serius mempersiapkan segala penunjang yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan serta kelancaran lomba pacu jalur, agar wisatawan yang datang merasa aman dan masyarakat mendapatkan keuntungan secara ekonomi.
"Tentu kita akan berbenah, dengan sangat serius, untuk menyambut kedatangan wisatawan ke Kuansding saat puncak pacu jalur, yang diperkirakan bisa mencapai 2 juta orang. Itu adalah keuntungan ekonomi untuk masyarakat kita," kata Suhardiman.
Menurut Suhardiman, angka 2 juta orang ke kUansing saat puncak pacu jalur itu bukanlah rekaan, tapi berdasrkan survei. Jika satu orang membelanjakan uangnya Rp 50 ribu saja saat melihat pacu jalur, maka uang yang akan beredar di Kuansing saat itu mencapai Rp 100 Miliar.
"Itu jika kita hanya mengalikan dengan 50 ribu. Seharusnya tentu wisatawan membelanjakan uangnya di pusat pacu jalur lebih dari angka itu. Ini pemasukan untuk masyarakat, untuk UMKM. Ekonomi bergerak. Karenanya saya sangat serius membenahi semua fasilitas pendukung pacu jalur ini, tentu berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Pemrov Riau dan Pemerintah Pusat," kata Suhardiman Ambi.
Selain infrastruktur jalan kata Suhardiman, dirinya sebagai Bupati Kuansing juga memanggil semua cmaat dan mengkoordinasikan bagaimana mengelola pacu jalur secara bagus dan profesional, sejak dari awal mula ritual pacu jalur dimulai, agar ditata dan dikelola dengan baik untuk mendatangkan wisatawan.
"Pemkab Kuansing juga akan membina masyarakat yang terlibat dengan pembuatan hingga pelaksanaan lomba pacu jalur agar terkelola dengan baik dan menarik untuk dilihat dan dinikmati wisatawan," sambunga Suhardiman.
"Viralnya Aura Farming adalah kesempatan kita menggaet wisatawan datang ke Kuansing sebanyak-banyaknya dan kita akan mempersiapkan fasilitas dengan baik, mulai dari jalan, penginapan hingga penyambutan wisatawan dengan ramah," tutup Suhardiman Ambi.***