Terkait Meninggalnya Bocah SD, Polres Inhu Imbau Warga Tak Terprovokasi Hoaks Sabtu, 31/05/2025 | 17:31
Aiptu Misran
Berkabarnews.com, Inhu - Duka mendalam menyelimuti Desa Buluh Rampai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, setelah seorang bocah sekolah dasar (SD) berinisial KB (8) meninggal dunia diduga akibat tindak kekerasan.
Siswa kelas II SD itu menghembuskan napas terakhir pada Senin, 26 Mei 2025 pukul 02.00 WIB di RSUD Indrasari, Pematang Reba, setelah sebelumnya dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan.
Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh kerabat korban, JB, kepada pihak Polres Indragiri Hulu pada Jumat, 23 Mei 2025. Laporan tersebut menyebut adanya dugaan kekerasan fisik yang dialami korban.
Untuk mengungkap penyebab pasti kematian, tim forensik dari Biddokes Polda Riau, dipimpin AKBP Suprianto bersama dr. M. Tegar Indrayana, Sp.FM, telah melakukan otopsi pada Senin sore, 26 Mei 2025. Proses otopsi berlangsung sejak pukul 17.30 WIB hingga 20.00 WIB. Hasil lengkapnya saat ini masih dalam tahap analisis laboratorium forensik.
Di tengah proses penyelidikan yang sedang berlangsung, muncul berbagai spekulasi liar di masyarakat, termasuk isu bahwa kematian KB diduga terkait perundungan (bullying) oleh kakak kelas karena perbedaan agama dan suku. Pihak kepolisian dengan tegas membantah kabar tersebut dan menyatakan informasi tersebut sebagai hoaks.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak terbawa emosi dan tidak menggiring opini sebelum hasil penyelidikan dan analisis forensik selesai. Kasus ini tidak berkaitan dengan isu agama maupun SARA, dan kami pastikan akan ditangani sesuai hukum yang berlaku,” ujar Kasi Humas Polres Inhu, Aiptu Misran, Sabtu (31/5/2025).
Aiptu Misran meminta masyarakat untuk bijak dalam menyikapi informasi yang beredar, terutama di media sosial. Ia menegaskan bahwa penyebaran informasi yang belum terbukti kebenarannya dapat memicu keresahan dan menghambat jalannya penyelidikan.
“Kami sangat prihatin atas peristiwa ini. Namun kami berharap masyarakat tetap tenang dan mempercayakan penanganan kasus ini kepada pihak kepolisian. Kami menjamin prosesnya akan dilakukan secara profesional, transparan, dan dengan mengedepankan metode scientific investigation,” tambahnya.
Saat ini, penyidik tengah mendalami kronologi kejadian dan telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk orang tua korban. Pengumpulan bukti tambahan juga terus dilakukan guna memastikan kejelasan penyebab kematian korban secara akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Tragedi ini menjadi perhatian luas masyarakat Indragiri Hulu, khususnya terkait isu keselamatan anak di lingkungan sekolah. Untuk itu, Polres Inhu kembali mengingatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak mudah terpancing provokasi dan tetap menunggu hasil resmi penyelidikan.**/Iin