Jalan Air Molek-Peranap Rusak Parah Akibat Truk Batu Bara, Warga Minta Perbaikan Sabtu, 10/05/2025 | 18:48
Pertemuan bahas jalan rusak
Berkabarnews.com, Inhu – Kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, kian memprihatinkan. Sejumlah ruas jalan, khususnya yang kerap dilalui truk pengangkut batu bara, mengalami kerusakan cukup parah. Lubang-lubang besar dan dalam terlihat di berbagai titik, sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Beberapa warga mengaku pernah mengalami kecelakaan akibat terperosok ke dalam lubang tersebut. Mereka mengeluhkan bahwa jalan-jalan yang dilintasi kendaraan bertonase besar menjadi rusak berat, berbeda dengan jalur yang tidak dilalui truk batu bara yang masih dalam kondisi baik.
“Kalau jalan yang tidak dilewati truk batu bara, kondisinya masih bagus, mulus. Tapi yang sering dilalui, hancur lebur,” ujar Pandi, salah seorang warga.
Kerusakan jalan kini tak hanya terjadi di jalur Lintas Tengah Air Molek-Peranap, tetapi telah meluas hingga ke jalur Air Molek-Rengat. Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, terutama karena pengguna jalan harus lebih berhati-hati saat berkendara, apalagi pada malam hari.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi ini, masyarakat yang tergabung dalam Forum Penyelamat Aset Negara (FPAN) menggelar musyawarah di Balai Adat Air Molek pada Jumat (9/5/2025) malam.
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua FPAN Arifpudin Al Halik, Sekretaris FPAN Hendra Gunawan, Pendiri FPAN Padri Hendra, Sekretaris PKN Inhu Ali Amsar Siregar, serta perwakilan masyarakat dari berbagai kecamatan seperti Peranap, Simpang Kelayang, Sei Lala, Pasir Penyu, dan Lirik.
Dalam kesempatan itu, Arifpudin Al Halik menyampaikan keprihatinannya dan menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi Riau.
Ia juga menegaskan bahwa regulasi terkait transportasi angkutan darat dan pertambangan sudah ada, namun pelaksanaannya dinilai belum optimal.
“Kami berharap ada jalur khusus untuk truk batu bara agar tidak merusak jalan umum. Kami telah menyiapkan bahan kajian dan akan segera menyurati Ketua DPRD serta Bupati Inhu untuk membahas hal ini lebih lanjut,” ujar Arifpudin.
Senada dengan itu, fadri Hendra, pendiri FPAN, mengungkapkan bahwa bila persoalan ini tidak segera ditindaklanjuti oleh pemerintah, bukan tidak mungkin masyarakat akan menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk kepedulian dan desakan.
Sementara itu, masyarakat berharap dinas terkait dapat segera turun tangan melakukan perbaikan jalan serta menertibkan aktivitas angkutan berat yang dianggap sebagai penyebab utama kerusakan.
“Ini demi keselamatan bersama. Jangan sampai ada korban jiwa baru pemerintah bertindak,” tegas salah satu warga.
Diharapkan, pemerintah dapat mengambil langkah nyata dalam waktu dekat agar jalan raya di Inhu kembali layak dan aman untuk dilalui oleh masyarakat.**/iin