Sri Mulyani: Indonesia Mampu Antisipasi Dampak Negatif Ekonomi Global Kamis, 24/04/2025 | 11:57
Sri Mulyani
JAKARTA - Sri Mulyani, Menteri Keuangan (Menkeu) sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan Indonesia memiliki kemampuan mengantisipasi tekanan ekonomi global yang meningkat akibat perang dagang dan kebijakan tarif dari Amerika Serikat.
“Indonesia diperkirakan dapat mengendalikan dampak negatif ketidakpastian ekonomi global dan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta memelihara momentum pertumbuhan ekonomi,” ujar Sri Mulyani dalam paparannya saat Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025, Kamis (24/4/2025).
Pernyataan ini disampaikan setelah KSSK, yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menilai bahwa stabilitas sistem keuangan nasional pada kuartal I 2025 masih terjaga, meski dunia dihadapkan pada ketidakpastian yang meningkat.
Menurut Sri Mulyani, dinamika ekonomi global terutama dipengaruhi oleh kebijakan tarif resiprokal dari pemerintah AS, yang mendorong eskalasi perang dagang dan memicu ketidakpastian pasar keuangan global. Namun, Indonesia dinilai responsif dan siap menghadapinya.
“KSSK sepakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat koordinasi kebijakan agar potensi dampak negatif dari risiko global bisa diantisipasi secara optimal,” jelas Sri Mulyani, dilansir detik.com.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk memperkuat fondasi ekonomi domestik melalui koordinasi fiskal dan moneter, serta mendorong permintaan dalam negeri. Upaya lainnya adalah melakukan deregulasi lintas kementerian dan lembaga serta menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah AS untuk meredakan ketegangan dagang.
Sri Mulyani juga menjelaskan, kondisi global saat ini mendorong investor untuk memilih aset yang lebih aman (safe haven), seperti emas dan surat berharga di Eropa dan Jepang. Akibatnya, negara berkembang mengalami tekanan nilai tukar karena aliran modal keluar.
“Meski ada tekanan dari capital outflow, Indonesia mampu menjaga stabilitas melalui kebijakan yang terkoordinasi. Ini menjadi bukti bahwa ketahanan sistem keuangan kita cukup kuat dalam menghadapi gejolak global,” tegasnya.**/ara