Harlah Satkar Ulama, Soeharto Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional Sabtu, 19/04/2025 | 08:30
Satuan Karya (Satkar) Ulama Indonesia kembali gaungkan nama Soeharto sebagai pahlawan nasional.
BNEWS - Satuan Karya (Satkar) Ulama Indonesia menggelar peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-55 tahun pada Jumat (18/4/2025) di Jakarta.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, termasuk Ketua Umum DPP Partai Golkar sekaligus Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Ketua Bidang Keagamaan Partai Golkar sekaligus Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, serta Gubernur Lemhannas RI, Ace Hasan Syadzily.
Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP Satkar Ulama Dr. Ir. H. Mohamad Idris Laena, M.H., menyampaikan bahwa program utama Satkar Ulama saat ini adalah melakukan revitalisasi dan konsolidasi organisasi secara nasional. Hingga kini, kegiatan tersebut telah berjalan di 24 provinsi di seluruh Indonesia.
Satkar Ulama Indonesia sendiri didirikan pada tahun 1970 di Provinsi Banten oleh Presiden Kedua RI, Soeharto, dengan tujuan membangun hubungan yang harmonis antara ulama dan umara (pemimpin pemerintahan).
Pada kesempatan tersebut, Idris Laena juga menyampaikan permohonan resmi kepada Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, agar Partai Golkar turut memperjuangkan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.
"Kami berharap Golkar bisa bersama-sama memperjuangkan hal ini, mengingat jasa besar Pak Harto dalam pembangunan bangsa," ujar Idris.
Idris Laena hadir bersama jajaran pengurus Satkar Ulama lainnya, antara lain Wakil Ketua Umum Mujib Rahmat dan Ferdyensyah, Sekjen Syamsurahman, Bendahara Umum Ahmad Labib, Ketua Umum Himpunan Wanita Satkar Indonesia (Hiwasi) Lily Masniary, dan Ketua Umum Angkatan Muda Satkar Indonesia (AMSI) Ade Akbar Gaddafi.
Peringatan Harlah ke-55 Satkar Ulama ini menjadi momentum konsolidasi organisasi serta penguatan peran ulama dalam pembangunan nasional. Selain itu, usulan menjadikan Presiden Soeharto sebagai Pahlawan Nasional juga menjadi sorotan utama dalam acara tersebut.